Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 14 JUNI 2025 • 18:30 WIB

Pemuda 19 Tahun Asal India Keliling Dunia dengan Sepeda untuk Suarakan Isu Lingkungan, Kini Ada di Yogyakarta

Sahil Jha, seorang aktivis lingkungan asal India, saat ditemui di Yogyakarta. (Z Creators/Olivia Rianjani)

INDOZONE.ID - Di usia yang masih sangat muda, yakni 19 tahun, Sahil Jha, seorang aktivis lingkungan asal India, tengah menjalani misi luar biasa, yakni bersepeda keliling dunia demi meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya menjaga kesehatan tanah.

Ia tengah menjalani perjalanan keliling dunia menggunakan sepeda demi menggugah kesadaran masyarakat global terhadap isu degradasi tanah. Sahil memulai perjalanannya pada 21 Maret 2024 dari Bundaberg, Queensland, Australia.

Di Negeri Kangguru, berbagai kota besar telah dilintasi, yakni diantaranya Brisbane, Sydney, Melbourne, Canberra, hingga Adelaide.

Dari sana, ia melanjutkan perjalanan ke Indonesia, dengan rute Bali, Banyuwangi, Jember, Surabaya, dan saat ini tengah singgah di Yogyakarta.

“Tujuan saya sederhana dengan bersepeda ini untuk menyelamatkan tanah terutama meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah pertanian di seluruh dunia setidaknya 3 hingga 6 persen. Krisis degradasi tanah bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal masa depan pangan kita dan keanekaragaman hayati yang semakin terancam," ujar Sahil kepada wartawan saat ditemui di Yogyakarta, Jumat (14/6/2025).

Menurutnya, masyarakat dunia belum cukup menyadari betapa seriusnya ancaman degradasi tanah. Menurutnya, ini sangat krusial demi memastikan generasi mendatang tetap memiliki makanan sehat.

"Setiap hari kita kehilangan tanah subur karena penggundulan hutan, urbanisasi yang tak terkontrol, dan praktik pertanian yang merusak. Kita perlu bertindak sekarang, sebelum terlambat," tegasnya.

“Tanah di bumi ini saat ini sedang berada dalam kondisi kritis. Jika tidak ada kesadaran dan kebijakan nyata, tanah akan kehilangan unsur organiknya, menjadi gersang, dan tidak mampu menopang pertanian. Ini akan berdampak pada ketahanan pangan, ketersediaan air, dan memperparah perubahan iklim,” sambung Sahil.

Sahil juga menyoroti kurangnya regulasi di banyak negara untuk menjaga kesuburan tanah. Oleh karena itu, dalam setiap negara yang  dikunjungi, Sahil berusaha untuk bertemu dengan pemangku kepentingan mulai dari pelajar, akademisi, hingga pejabat pemerintah.

“Untuk menciptakan kebijakan yang melindungi tanah, kita perlu menciptakan kesadaran besar-besaran. Itulah mengapa saya menggunakan sepeda sebagai media. Ini tentang membangun koneksi manusiawi, menyapa orang-orang, dan mengajak mereka ikut serta,” imbuhnya.

BACA JUGA Cuaca Ekstrim Tak Menentu hingga Krisis Lingkungan Hidup, Ketua DPRD DIY Tegaskan Hal Ini

Di Indonesia, sebelum berlabuh di Yogyakarta, ia juga telah mengunjungi Bali, Jember, Surabaya, dan Ngawi. Setelahnya, ia akan melanjutkan perjalanannya menuju Semarang, Cirebon, Purwakarta, dan Jakarta, sebelum melanjutkan ekspedisi ke Singapura, Malaysia, Eropa, Inggris, dan Amerika.

Di Yogyakarta, Sahil mendapat sambutan hangat dari berbagai komunitas, termasuk universitas dan sekolah. Salah satu bentuk dukungan datang dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan gerakan Save Soil yang diusung Sahil.

“Saya sangat terinspirasi dengan sambutan di Indonesia. Dari semua negara yang saya kunjungi mulai dari India, Australia, Selandia Baru. Di Indonesia ini adalah yang paling ramah. Respons masyarakat, pelajar, dan akademisi sangat luar biasa,” ucap Sahil.

Tokoh Ini Menginspirasi Sahil Jha

Menariknya, perjalanan spiritual dan aktivisme Sahil tersebut ternyata terinspirasi dari Sadhguru, yakni tokoh spiritual asal India yang pernah menempuh perjalanan serupa dengan sepeda motor dari London ke India di usia 65 tahun.

Karena itulah, Sahil merasa terpanggil untuk melakukan hal serupa, namun dengan sepeda, sebagai bentuk dedikasi dan kepedulian terhadap bumi.

"Kepada pemerintah di berbagai negara, saya berikan satu pesan penting yakni buatlah kebijakan yang mendorong peningkatan bahan organik tanah. Ini akan menjadi investasi jangka panjang yang tidak hanya menguntungkan petani, tapi juga negara dan seluruh umat manusia," pesan Sahil.

BACA JUGA Begini Respon Sultan HB X Soal Isu Salat Idul Adha Terakhir di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

Sahil dijadwalkan berada di Indonesia selama sekitar 20 hari, hingga perjalanannya berakhir di Jakarta sebelum ia melanjutkan ke negara-negara berikutnya. Misinya terus bergulir, satu pedal demi satu perubahan untuk planet yang lebih sehat.

Secara keseluruhan, Sahil menargetkan untuk menempuh perjalanan sejauh 15.000 kilometer dalam waktu sekitar 14 bulan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Pemuda 19 Tahun Asal India Keliling Dunia dengan Sepeda untuk Suarakan Isu Lingkungan, Kini Ada di Yogyakarta

Link berhasil disalin!