Kategori Berita
Media Network
Senin, 26 JUNI 2023 • 09:00 WIB

Perbedaan Idul Adha Diperbolehkan, Muhammadiyah Berterima Kasih kepada Pemerintah

Ilustrasi pelaksanaan salat Idul Adha.

INDOZONE - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, melalui Sekretaris Umum Abd Mu'ti, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Pemerintah atas penetapan libur lebih dari 2 hari dalam perayaan Idul Adha 2023 yang berbeda antara keputusan Pemerintah dan organisasi Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tersebut.

Muhammadiyah, berdasarkan perhitungan hisab, menetapkan 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Senin, 19 Juni 2023, sehingga Idul Adha 10 Zulhijah 1444 H jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023. Sementara itu, Pemerintah, berdasarkan hasil sidang isbat, menetapkan Hari Raya Kurban pada Kamis, 29 Juni 2023.

Dalam menghadapi perbedaan hari atau tanggal tersebut, Muhammadiyah berharap agar Pemerintah memberlakukan libur selama lebih dari satu hari. Dengan demikian, umat Islam yang merayakan Idul Adha dapat merasakan liburan yang sama dengan Pemerintah.

Baca Juga: 12 Contoh Gambar Poster Qurban Idul Adha 2023/1444 H, Keren!

Pemerintah kemudian menyahuti dan mengakomodasi aspirasi tersebut, tidak hanya menetapkan libur 2 hari, tapi hingga tiga hari.

Pemimpin Muhammadiyah tidak lantas menyalahkan pihak yang merayakan Idul Adha dalam waktu berbeda, khususnya Pemerintah. Pemerintah dan Muhammadiyah mengambil keputusan yang sama-sama tepat, sesuai dengan dasarnya masing-masing.

Bagi Muhammadiyah, penambahan jumlah hari tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah telah menunjukkan komitmen yang tinggi pada implementasi konstitusi, terutama dalam konteks menjamin kemerdekaan warga negaranya untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Dengan demikian, maka tidak ada alasan bagi umat Islam untuk memandang perbedaan ini dengan sikap saling menyalahkan, apalagi merendahkan satu sama lain.

Baca Juga: 12 Contoh Gambar Poster Qurban Idul Adha 2023/1444 H, Keren!

Menjalankan perintah agama dengan bingkai saling menghormati adalah wujud nyata dari implementasi ajaran dasar agama itu sendiri. Intinya, Muhammadiyah yang merayakan Idul Adha pada 28 Juni tidak menyalahi aturan Islam, demikian juga masyarakat lain yang mengikuti ketetapan Pemerintah sudah benar.

Perbedaan itu, jika dijadikan masalah, untuk saat ini biasanya diekspresikan lewat saluran media sosial. Maka, dari perbedaan Idul Adha kali ini harus menjadi pelajaran besar bagi semua pihak, khususnya umat Islam, untuk bijaksana dalam memanfaatkan media sosial, termasuk dalam interaksi sosial secara nyata.

Bagi umat Islam yang berafiliasi ke organisasi Nahdlatul Ulama (NU), saat ini tidak ada masalah karena ketetapannya yang menggunakan metode rukyatul hilal alias melihat Bulan langsung itu sama dengan keputusan Pemerintah.

Muhammadiyah yang keputusannya berbeda dengan Pemerintah sudah mengingatkan warganya agar mengedepankan kesalehan dalam menggunakan media sosial.

Bagi Muhammadiyah, keputusan yang berbeda itu sama-sama berpijak pada kebenaran dalam beragama. Saat ini, sikap bijaksana dalam menyikapi perbedaan itu yang perlu dikedepankan, baik dalam konteks menjaga kerukunan umat beragama maupun untuk konteks kebangsaan, yakni dalam rangka menjaga persaudaraan sesama bangsa.

Muhammadiyah juga mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan itu, karena saat ini merupakan tahun politik, yang jika tidak berhati-hati, justru mudah terseret dalam sikap terpolarisasi.

Sejatinya masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, sudah terbiasa dengan perbedaan. Perbedaan hari raya yang sudah kita lalui bersama dan berjalan dengan penuh damai adalah saat Idul Fitri pada April 2023.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Press Release

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Perbedaan Idul Adha Diperbolehkan, Muhammadiyah Berterima Kasih kepada Pemerintah

Link berhasil disalin!