Roque Jose Florencio atau Pata Seca.
INDOZONE.ID - Pata Seca, juga dikenal sebagai Roque José Florêncio, adalah sosok legendaris dalam sejarah Brasil. Ia hidup pada abad ke-19 sebagai seorang budak dan dikenal karena postur tubuhnya yang tinggi dan kekar, kekuatannya serta kesuburannya.
Kisah hidup Pata Seca mewakili kehidupan para budak di zaman itu. Namun kehidupan tragis Pata Seca berpusat pada perannya sebagai 'pabrik' anak, di mana ia ditugaskan pemiliknya untuk menghasilkan keturunan.
Baca Juga: Miris! Dalam Kondisi Hamil, Wanita Ini Dipaksa Jadi Budak Seks, Nyaris Gugurkan Kandungan
Pata Seca lahir pada tahun 1828 di Sorocaba, São Paulo, Brasil. Namun, ia ditangkap dan menjadi budak oleh seorang pemilik tanah bernama Joaquim José de Oliveira.
Pata Seca dipaksa untuk bekerja di ladang dan memiliki peran yang lebih menyedihkan sebagai budak 'pabrik' anak.
Pata Seca yang memiliki tinggi badan sekitar 2,18 meter dan punya kekuatan fisik yang luar biasa. Selain itu, ia juga cerdas dan punya karisma yang luar biasa.
Sebagai budak, hidup Pata Seca dikendalikan penuh oleh majikannya. Meski begitu, sang majikan memperhatikan kesehatan Pata Seca dan memberinya makanan yang cukup. Namun semua perhatian itu semata-mata untuk kepentingan pembiakan.
Pata Seca diminta untuk berhubungan seks dengan banyak budak wanita lainnya demi mendapatkan keturunan.
Pata Seca yang tak tahan dengan kondisinya sempat berusaha melarikan diri berulang kali. Ia aktif membantu budak lainnya untuk menemukan tempat perlindungan dalam komunitas quilombo, yaitu komunitas yang dibentuk oleh budak yang berhasil melarikan diri.
Davi, salah satu keturunan Pata Seca.
Jumlah perempuan yang berhubungan dengan Pata dan frekuensi pertemuan tersebut tidak diketahui dengan pasti.
Namun, diperkirakan bahwa ia menjadi ayah dari lebih dari 249 anak, semuanya lahir sebagai budak. Anak-anak itu mewarisi status dan menjalani kehidupan sebagai budak seperti Pata Seca.
Beberapa di antaranya dijual untuk keuntungan, sementara yang lain dipaksa untuk bekerja di perkebunan majikan mereka.
Selain menghamili budak wanita, Pata Seca juga merawat kuda dan mengangkut surat-menyurat antara pertanian dan kota.
Berkat keberhasilannya dalam menghasilkan jumlah keturunan yang signifikan, Para Seca diberi perlakuan yang relatif lebih baik.
Ia diberikan hak istimewa tertentu, dan ketika perbudakan dihapuskan di Brasil pada tahun 1888, majikannya bahkan memberikannya sebidang tanah sebagai tanda penghargaan.
Pata Seca adalah simbol ketahanan dan perlawanan dalam sejarah Brasil. Ia memberontak melawan pemilik perkebunan, memimpin pemberontakan budak, dan mencari perlindungan di quilombo, dan keberaniannya menjadikannya sosok keberanian yang abadi.
Ketika ia meninggal pada tahun 1958 pada usia 130 tahun, pemakamannya dihadiri ribuan orang. Ia dimakamkan di Santa Eudóxia, di mana sekarang berdiri sebuah monumen untuk menghormatinya.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Bucin sang Budak Cinta
Nama Pata terpampang di jalan-jalan, sekolah-sekolah, monumen-monumen, dan karya seni, sementara keturunannya terus menjelajahi warisan mereka dan terhubung dengan kerabat, mempertahankan semangatnya yang tak pernah padam.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber