Kategori Berita
Media Network
Jumat, 20 OKTOBER 2023 • 07:50 WIB

Punya Peran Penting, Orang Tua Didorong Terlibat Aktif dalam Pendidikan Anak di Kurikulum Merdeka

Orang tua didorong terlibat aktif dalam pendidikan anak di Kurikulum Merdeka.

INDOZONE.ID - Orang tua memiliki peranan penting dalam pendidikan anak tak hanya di rumah, tapi juga di sekolah. Dalam Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan di sekolah-sekolah Tanah Air, kesadaran orang tua untuk melakukan kolaborasi dengan sekolah diberi peluang guna mengembangkan potensi anak.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikembangkan melalui Kurikulum Merdeka, turut mendorong kolaborasi dan gotong royong antara sekolah dan orang tua. Dalam artian, gotong royong akan turut menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi anak.

Kurikulum Merdeka adalah salah satu program kebijakan di bawah payung gerakan Merdeka Belajar, yang dirancang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kurikulum yang menjadi upaya pemulihan pembelajaran ini dirancang dalam kerangka yang lebih fleksibel, fokus pada pemberian materi esensial, serta pengembangan karakter dan kompetensi murid. Melalui kerangka tersebut murid diharapkan dapat menerima pembelajaran yang lebih bermakna dan mendalam.

Kurikulum Merdeka menyediakan waktu yang lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui P5.

Hal  yang sama diberikan pada kegiatan kokurikuler, yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi, sehingga murid dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut.

Peran Penting Orang Tua

Hingga Tahun Ajaran 2023/ 2024, lebih dari 80% satuan pendidikan di Indonesia telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini, selain gotong royong antara sekolah (guru dan kepala sekolah) dan orang tua, juga turut mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan dinas pendidikan, untuk mendukung pengimplementasiannya.

Keterlibatan orang tua khususnya, menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan penerapan Kurikulum Merdeka. Orang tua diharapkan dapat mengubah paradigma berpikir mereka, bahwa sekolah bukan hanya tempat penitipan anak, kemudian menerima proses pembelajaran.

Baca Juga: Najwa Bela Pernyataan Ganjar Soal Pekerjaan Lulusan Terbaik: Konteksnya Pendidikan

Orang tua juga diharapkan dapat terlibat aktif, mendukung semua kegiatan anak-anak mereka dengan baik, supaya tujuan pemerintah untuk menghadirkan generasi Indonesia yang mengamalkan Profil Pelajar Pancasila dapat tercapai.

Salah satu murid SDIT Al Irsyad Al Islamiyyah Bandung, Adhya Utami Larasati, mengaku mulai melihat jelas 'koridor' pengarahan anaknya setelah penerapan Kurikulum Merdeka. Koridor ini dipandang sebagai jalur bagi anaknya melangkah untuk mengembangkan bakat berdasarkan karakteristik anaknya.

Melalui Kurikulum Merdeka,  ia juga mulai mengerti apa yang ingin dicapai dari Profil Pelajar Pancasila, sebagai karakter dan kompetensi yang diharapkan tumbuh melalui proses pembelajaran anak.

“Melalui poin beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esha, anak-anak diajarkan beribadah, belajar adab. Kemandirian juga menjadi fokus dari Profil Pelajar Pancasila. Kami selaku orang tua juga ikut bergotong royong untuk melatih kemandirian anak dengan melatih life skill dan mengajarkan mereka bertanggung jawab dengan propertinya sendiri,” terang Adhya.

Orang tua diharapkan dapat terlibat aktif mendukung semua kegiatan anak-anak mereka dengan baik dalam Kurikulum Merdeka.
Ia mengungkapkan, Kurikulum Merdeka membuatnya dapat melihat perkembangan anak secara berkala, terutama dalam pelaksanaan P5. Ia merasa bahwa anaknya berbahagia melaksanakan projek dan melihat anak-anak mulai mengerti bagaimana pola bekerjasama dengan tim.

“Saya melihat anak-anak sangat antusias menyiapkan ekspo P5 untuk presentasi projek mereka. Mereka belajar gotong royong. Meskipun ada projek pribadi seperti menanam tanaman di rumah dan lainnya, tapi ekspo dalam P5 mengajarkan mereka cara kerja berkelompok,” lanjut Adhya mengatakan bahwa kerja berkelompok mengajarkan anak-anak untuk lebih menekan sifat individualistik mereka.

Adhya mengungkapkan bahwa dengan implementasi Kurikulum Merdeka, peranan orang tua dalam proses pembelajaran anak menjadi lebih besar. Sebab orang tua diharapkan lebih terlibat dan hal tersebut merupakan tanggung jawab dari orang tua. Ia merasa bahwa proses pembelajaran, termasuk pelaksanaan berbagai projek dimudahkan, karena adanya interaksi antara guru dan orang tua murid yang lain.

“Kami selalu berkomunikasi terkait perkembangan anak dan hal ini sangat membantu untuk melihat kendala pembelajaran apa saja yang dialami anak. Guru juga sangat aktif mensosialisasikan jika ada pengumuman,” terang Adhya.

Eltri Enggar, salah seorang orang tua murid dari KB Bintang Ceria, Kab. Malang, Prov. Jawa Timur yang juga menerapkan Kurikulum Merdeka mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka setiap orang tua harus siap terkejut dengan berbagai hal yang diminta dan diungkapkan anak. Sebab menurutnya butuh upaya tambahan ketika melakukan pendampingan pada anak saat pembelajaran.

“Banyak orang tua berpikir bahwa proses pembelajaran anak hanya merupakan tanggung jawab sekolah dan pendidikan anak diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Padahal tujuan dari Kurikulum Merdeka hanya akan tercapai bila ada kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan anak itu sendiri,” terang Eltri.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Berhasil Tumbukan Minat Baca pada Anak

Senada dengan Eltri, Hayu Hartanti, orang tua salah seorang murid dari SDIT Al Furqan Palangkaraya mengungkapkan terkait pola perkembangan anak yang mengejutkan karena  Kurikulum Merdeka sudah mengikuti perkembangan zaman. Ia merasa bahwa Kemendikbudristek sudah menyediakan serangkaian panduan berdasarkan tahapan-tahapan kesiapan anak dalam mengikuti Kurikulum Merdeka.

“Tugas orang tua di rumah adalah memperbanyak komunikasi dengan anak. Peran orang tua sangat penting bagi anak, terutama saat anak kita kesulitan,” tegasnya.

Hayu juga merasa bahwa Kurikulum Merdeka sudah disesuaikan dengan minat dan bakat anak. Menurutnya, apabila minat dan bakat anak sudah ditemukan sedari dini, orang tua dapat merefleksikan pembelajaran untuk mendukung masa depan anak. Orang tua, terang Hayu, turut bertugas untuk mendukung agar anak kita menjadi penerus generasi yang lebih hebat.

Bagi orang tua murid, inilah saatnya menceritakan pengalaman bermakna dan menyenangkan dalam mendampingi anak dalam pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka.

Kemendikbudristek mengajak orang tua dari murid yang bersekolah di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SDLB, SMPLB, SMALB, PKBM dan SKB untuk dapat menceritakan pengalaman nyata orang tua dalam mendampingi anak belajar dengan Kurikulum Merdeka melalui #CeritaKurikulumMerdeka.

Para orang tua murid dapat mengikuti #CeritaKurikulumMerdeka dari 20 Oktober hingga 3 November 2023. Peserta terpilih dari kegiatan ini berkesempatan mendapatkan hadiah menarik berupa laptop, tablet dan uang pembinaan.

Informasi selengkapnya mengenai ajakan ini dapat disimak melalui https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/potretcerita/ dan simak informasi terbaru di kanal media sosial Instagram @kurikulum.merdeka. Mari serentak bergerak ciptakan pembelajaran berkualitas bagi semua karena #SemuaMuridIstimewa.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Punya Peran Penting, Orang Tua Didorong Terlibat Aktif dalam Pendidikan Anak di Kurikulum Merdeka

Link berhasil disalin!