INDOZONE.ID - Seorang WNI yang berhasil dievakuasi dari Palestina bernama Abdillah Onim, atau yang lebih akrab disapa Bang Onim, menceritakan kondisi mencekam di jalur Gaza karena militer Israel terus melakukan penyerangan hingga menghancurkan rumah sakit.
Saat diundang di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Bang Onim mengatakan sudah lebih dari 11 ribu orang meninggal akibat serangan Israel sejak awal Oktober 2023 lalu.
Dari jumlah tersebut, 4.000 lebih korbannya adalah anak-anak. Sementara itu, jumlah korban luka-luka dari serangan ini tercatat lebih dari 27 ribu orang.
"Ini kan udah 39 hari terjadi agresi, sudah menewaskan lebih dari 11.500 orang sejak hari pertama perang Palestina. Dan 4.000 sekian itu anak-anak, yang cedera itu sudah lebih dari 27.000 orang," ujar Bang Onim, seperti dilihat Indozone, Kamis (16/11/2023).
Agresi Israel itu, kata Bang Onim, membuat tidak ada aliran listrik di rumah sakit di jalur Gaza. Ruang operasi dalam rumah sakit itu pun tak lagi beroperasi.
Potret bocah Palestina melihat lokasi yang runtuh akibat serangan Israel
Baca Juga: Nasib Tentara Israel yang Bangga Perkosa Wanita Palestina: Tewas di Tangan Hamas
Pilunya, ketika ada warga yang anggota tubuhnya terputus atau terluka dan perlu tindakan operasi, tim medis tidak menggunakan bius karena tidak memiliki alatnya.
"Jadi di rumah sakit itu di dalam sudah tidak ada listrik, dan ruang operasi sudah tidak beroperasi, serta tim medis yang di Gaza sudah kebingungan kita mau ngapain ini. Mau melakukan operasi tidak punya alat untuk pembiusan," ujar Bang Onim.
"Jadi tangan atau kaki putus, dijahit enggak pakai pembiusan. Setelah selesai enggak dikasih obat. Setelah dioperasi, di bom (rumah sakit)," sambungnya.
Asap mengepul saat pengungsi Palestina berlindung di rumah sakit Al Shifa
Pria yang mendirikan Nusantara Palestina Center (NPC) tersebut menilai, seharusnya warga sipil dan fasilitas vital seperti rumah sakit di jalur Gaza harus dilindungi.
Namun militer Israel justru memborbardir sejumlah fasilitas vital dan orang-orang tanpa pandang bulu.
"Saat terjadi peperangan kan warga sipil dilindungi, fasilitas vital rumah sakit, sekolah harus dilindungi. Pihak penjajah itu cara melakukan pembunuhan itu dengan merudal salah satu kompleks atau rumah, meninggal 14.500 orang, pertahanan sipil datang untuk membantu mencari korban, dibom," tambah Bang Onim.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube/ Deddy Corbuzier