Ilustrasi public speaking (pexels.com)
INDOZONE.ID - Setiap pembicara pastinya ingin memberikan pesan yang mudah tersampikan terhadap audiensnya.
Tak hanya soal berbicara saja, pembicara perlu memperhatikan aspek fisiknya atau perilakunya saat berada di podium.
Pengaruh dari perilaku juga cukup besar menggapai efektivitas kelancaran dalam berbicara di depan audiens.
Baca Juga: 4 Cara Melatih dan Mengatasi Ketakutan Saat Publik Speaking
Hal ini juga berdampak pada ikatan komunikatif si pembicara dengan audiens. Ikatan komunikatif merupakan perasaan yang nyambung atau paham antara pembicara dan audiens karena apa yang mereka pertanyakan telah terjawab dan terwakilkan oleh penyampaian pembicara.
Berikut aspek perilaku yang harus dilakukan oleh pembicara kepada audiens:
Dalam public speaking sudah seharusnya melibatkan gerakan-gerakan seperti pada tangan, kepala, wajah dan bagian tubuh lainnya. Adanya gesture ini untuk memperkuat komunikasi kepada audiens agar lebih paham tentang apa yang disampaikan. Dengan adanya gesture tentunya akan mendapatkan perhatian lebih dari si pendengar.
Secara umum, terdapat dua makna gesture yaitu gesture konvesional dan gesture alami. Gesture konvesiona yaitu gesture pada gerakan tubuh seperti wajah, tangan, kepala yang telah disepakati bersama dalam suatu masyarakat.
Misalnya ketika berteriak “Ayo maju” kita mengepalkan tangan kita dan mengentakkan ke atas.
Sedangkan gesture alami yaitu ada empat macam, berikut penjelasannya:
- Locative gesture gerakan tubuh yang menunjukan suatu objek seperti “marilah kita melihat diri kita sendiri (sambil mengepal tangan kita di dada).”
- Emphatic gesture, merupakan gerakan tubuh memberikan ide atau gagasan, misalnya “ayo kita berdoa, memohon kepada Tuhan ( mengangkat tangan dan jari-jari disatukan).”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Buku Karya Aba Mehmed Agha