INDOZONE.ID - Siapa di antara kita yang tidak merindukan momen-momen indah dari masa lalu?
Bagi seseorang, rupanya rindu itu bukan sekadar kenangan, tetapi juga merupakan kunci untuk mengatasi stres dalam kehidupan kita.
Ini adalah fenomena yang disebut nostalgia, yang telah terbukti menekan tingkat stres seseorang.
Nostalgia, pada dasarnya adalah percampuran antara perasaan senang dan sedih yang timbul dari ingatan akan pengalaman masa lalu yang berharga.
Baik itu masa kanak-kanak yang penuh keceriaan, momen romantis yang indah, atau liburan yang tak terlupakan, semuanya bisa menjadi bahan bakar untuk merangsang rasa nostalgia dalam diri kita.
Dan tahukah kamu, musik adalah salah satu sarana paling ampuh untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu dan mengatasi stres.
Bagi sebagian dari kita, lagu-lagu dari masa remaja atau awal dewasa kita memiliki kekuatan magis untuk membawa kita kembali ke masa itu.
Mereka adalah kunci untuk membuka kembali pintu-pintu kenangan yang terkunci, membangkitkan emosi yang terkait dengan momen-momen penting dalam hidup kita.
Dan jangan salah, ini bukan hanya soal melodi dan lirik lagu itu sendiri, tetapi tentang apa yang dihubungkan oleh lagu tersebut: kenangan, emosi, dan pengalaman.
Namun, nostalgia juga bisa menjadi pedang bermata dua. Bagi mereka yang telah mengalami trauma atau kehilangan yang mendalam, lagu-lagu masa lalu juga bisa menjadi pemicu yang memicu kenangan menyakitkan. Tapi, bagi kebanyakan dari kita, nostalgia adalah pelarian yang aman dari tekanan sehari-hari.
“Misalnya saja dalam film Casablanca , di mana Rick melarang Sam, pianis barnya memainkan ‘As Time Goes By’ karena perasaan sedih dan kehilangan yang tak tertahankan yang ia ingat melalui lagu tersebut,” tulis laporan Psychology Today, dikutip Selasa (20/2/2024).
Hal ini dapat terjadi karena seseorang cenderung mengingat hal-hal yang terjadi padanya di masa-masa remaja dan awal masa dewasa dibandingkan saat-saat lain dalam hidupnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Psychology Today