INDOZONE.ID - Tradisi keagamaan dan budaya memiliki peran penting dalam memperkuat identitas dan kearifan lokal suatu masyarakat. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Munggahan, yang dilakukan oleh masyarakat di Tanah Sunda.
Hingga saat ini, tradisi Munggahan terus berkembang dan mengandung nilai-nilai Islam dan kemanusiaan yang kuat.
Berikut beberapa penjelasan tentang tradisi Munggahan dan peran serta perkembangannya di tengah masyarakat Jawa Barat.
Tradisi Munggahan di Jawa Barat merupakan bagian dari warisan budaya dan agama Islam di Tanah Sunda. Tradisi ini menggabungkan nilai-nilai Islam, kemanusiaan, dan akulturasi dari Hindu-Budha dan Islam.
Dengan melibatkan roh nenek moyang atau kerabat yang sudah meninggal, tradisi ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Sunda. Hal ini menegaskan pentingnya melestarikan tradisi keagamaan sebagai bagian dari identitas budaya dan agama suatu daerah.
Baca Juga: Tradisi Sadranan di Sleman dan Menjamurnya Pedagang Bunga Mawar Tabur Sambut Ramadan 2024
Tradisi ziarah makam dan Munggahan di Jawa Barat dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan persiapan menjelang bulan Ramadhan.
Proses tradisi Munggahan biasanya melibatkan ziarah ke makam untuk mengirim doa kepada leluhur yang sudah meninggal dunia, ataupun makan dengan keluarga, teman, tetangga bersama-sama sebagai ajang bersilaturahmi.
Baca Juga: Anjuran dan Dalil-Dalil Tentang Takjil: Menghidupkan Tradisi Berbagi di Bulan Ramadan
Tradisi Munggahan dilakukan pada bulan Sya'ban untuk menggugah semangat masyarakat dalam menjalani puasa Ramadhan. Meskipun tradisi ini mulai berkurang pengikutnya seiring dengan pengaruh modernisasi, tradisi ini tetap menjadi pengingat akan datangnya bulan Ramadhan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Uinsgd.ac.id