INDOZONE.ID - Mudik, sebuah istilah yang tak asing bagi masyarakat Indonesia, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri.
Dari sudut pandang sejarah, fenomena mudik muncul seiring dengan urbanisasi yang semakin meningkat di Indonesia.
Berikut penjelasan sejarah dan filosofi mudik lebaran menurut Prof. Purnawan Basundoro.
Sejak zaman ketika masyarakat Indonesia mulai mengurbanisasi, desa-desa telah menjadi sumber kehidupan bagi kota-kota besar. Dari sudut pandang sejarah, mudik dimulai sekitar tahun 1960-1970 ketika kota Jakarta mulai dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai desa. Profesor Purnawan Basundoro dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga menjelaskan bahwa urbanisasi telah membuat orang-orang merindukan kampung halaman/desa mereka.
Dalam konteks urbanisasi, desa menjadi asal sumber kehidupan bagi mereka yang mencari kehidupan di kota. Dari sudut pandang bahasa, istilah "mudik" berasal dari "udik", yang artinya ujung. Hal ini mencerminkan perasaan orang-orang desa yang kembali ke asalnya, ke tempat paling jauh dari pusat kehidupan kota.
Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Diperhatikan saat Akan Mudik Lebaran, Catat Ya Guys!
Perjalanan mudik tidak hanya sekadar tentang kembali ke rumah, tetapi juga tentang mempererat ikatan keluarga. Selama perayaan Idul Fitri, mudik menjadi momen yang dinantikan untuk berkumpul kembali dengan keluarga dan rekan-rekan lama. Inilah saat-saat di mana hubungan emosional diperkuat, cerita-cerita lama diceritakan kembali, dan tradisi keluarga dilestarikan.
Selain itu, tradisi mudik juga memainkan peran penting dalam pelestarian warisan budaya. Melalui ziarah ke makam leluhur, upacara adat, dan pertemuan dengan tetangga dan sahabat lama, tradisi ini membantu menjaga dan mewariskan nilai-nilai budaya yang kaya kepada generasi mendatang.
Baca Juga: Bingung Ngapain Pas Perjalanan Mudik? Kamu Bisa Lakukan 5 Hal Ini Lho
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri, tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya silahturahmi dan menunjukkan identitas asli dari masyarakat yang pulang ke kampung halaman, serta mengingatkan kita akan kekuatan hubungan keluarga dan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya, mudik terus membawa makna yang mendalam dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merayakan kembali tradisi tahunan ini dan memperkuat ikatan keluarga.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Unair.ac.id