Mahasiswi kembar Sherlina dan Sherlita lulus barengan dari Fakultas Biologi UGM.
INDOZONE.ID - Dua mahasiswi kembar asal Magetan, Jawa Timur, mendapatkan predikat cumlaude setelah kurang lebih 3,7 tahun mengenyam pendidikan di Program Studi Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Mereka adalah Sherlina Oktavian Putri dan Sherlita Oktavian Putri. Keduanya dinyatakan lulus pada 22 Mei 2024 lalu, dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat memuaskan.
Sang kakak, Sherlina, mendapatkan IPK 3.79, sedangkan sang adik Sherlita mendapatkan IPK 3.80. Keduanya mengaku tidak pernah merencanakan untuk bisa mewujudkan kelulusan secara bersamaan.
“Kami tidak berencana untuk lulus bareng, hal tersebut kami dapatkan karena dosen pembimbing skripsi kami yang sangat membantu dan membimbing dalam penulisan naskah skripsi,” kata Sherlina, Selasa (4/6/2024).
Saat diwawancarai,Sherlina mengaku keinginan dia dan kembarannya untuk masuk prodi Biologi UGM, karena menjadi salah satu prodi terbaik di Indonesia. Saat berada di SMA, keduanya juga menyukai jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
“Kebetulan kami dulu SMA masuk pada jurusan IPA dan cukup menyukai pelajaran Biologi. Kami ingin masuk Biologi UGM karena merupakan salah satu Prodi terbaik di Indonesia, dan dukungan orang tua kami mendorong kami untuk memilih prodi tersebut,” tuturnya.
Baca Juga: Cerita Bayu Aji Firmansyah Mahasiswa Difabel Tuna Netra dari UNY Lulus Cumlaude
Kedua saudara kembar ini memiliki kisah unik saat berada di bangku sekolah dasar hingga SMA, karena selalu sekolah di tempat yang sama. Kendati begitu, Sherlina mengaku bersama dengan adiknya, Sherlita, tidak selalu berada di satu kelas.
Menurutnya, hal tersebut membuat orang-orang yang berada di sekitar keduanya terutama para guru, mengalami kesulitan untuk mengenali Sherlina dan Sherita. Bahkan momen tersebut berlangsung hingga keduanya menginjak bangku kuliah.
“Sering kali dosen maupun teman kesulitan membedakan kami ketika kami datang bersama. Sebenarnya kami kembar biasa, tidak begitu identik, masih mudah untuk membedakan kami,” katanya.
Sherlina mengungkapkan bahwa selama kuliah, keduanya tidak mengalami banyak kendala serius. Proses menjalani kuliah mereka lalui bersama dengan hidup di salah satu indekos. Meski begitu, keduanya hampir tidak bisa menyelesaikan kuliah secara bersamaan.
Satu di antara mereka terpaksa harus menunggu data lab yang keluar untuk menyelesaikan skripsi. Ia menyebutkan untuk menunggu data penelitian membutuhkan waktu 40 hari, sementara untuk waktu pengerjaan skripsi keduanya selisih satu bulan.
Baca Juga: 5 Beasiswa Universitas Terbaik Luar Negeri: Lengkap dengan Syarat, Cara Pendaftaran dan Biaya Sewa Kost
Dalam membuat skripsi, keduanya juga terlihat memiliki jenis penelitian yang tidak jauh berbeda. Sherlina mengangkat topik penelitian dengan judul “ Pemanfaatan Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) Sebagai Agen Fitoremediasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul" yang dibimbing secara langsung oleh Prof. Suwarno Hadisusanto.
Sementara Sherlita mengambil judul “Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichhornia, S.U. Sebagai Agen Fitoremediasi Timbal (Pb) pada Air Limbah IPAL Sewon, Bantul, Yogyakarta” di bawah bimbingan Andhika Puspito Nugroho.
Keduanya merasa sangat terbantu dengan berbagai keilmuan yang telah diberikan oleh para Dosen Biologi. Tidak hanya itu, mahasiswa disebutnya juga diajak untuk menerapkan ilmu yang didapatkan secara langsung.
“Kita diajak mengikuti program MBKM membangun desa dan adanya Kerja Praktek yang wajib mahasiswa Fakultas Biologi tempuh sebelum melaksanakan Seminar Proposal,” papar Sherlita.
“Kami sangat merasa senang bisa menamatkan pendidikan S1 di salah satu Universitas terbaik di Indonesia. Pendidikan S1 Biologi menjadikan kami memiliki beberapa kesempatan besar bagi karier kami kedepannya,” pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan