Ilustrasi karyawan yang menerapkan Quiet Quitting.
INDOZONE.ID - Belakangan ini, istilah Quiet Quitting menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial, terutama di TikTok.
Istilah ini merujuk pada fenomena di mana karyawan melakukan pekerjaan mereka sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang diberikan, namun tanpa memberikan upaya ekstra atau melampaui ekspektasi.
Quiet quitting bukanlah tentang berhenti dari pekerjaan secara harfiah, melainkan tentang menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Baca Juga: Fenomena Situationship: Ini 5 Cara Untuk Mengakhiri Hubungan Tanpa Status
Apa Itu Quiet Quitting?
Quiet quitting sebenarnya bukan konsep baru, tetapi istilah ini mendapatkan perhatian besar akhir-akhir ini.
Inti dari quiet quitting adalah karyawan bekerja sesuai dengan jam kerja yang ditentukan dan tidak berusaha untuk melakukan lebih dari apa yang seharusnya.
Ini adalah bentuk protes diam-diam terhadap budaya kerja yang menuntut produktivitas tanpa batas.
Banyak yang melihat fenomena ini sebagai respons terhadap burnout dan kelelahan mental yang dialami oleh banyak pekerja, terutama selama pandemi COVID-19.
Selama pandemi, banyak pekerja merasakan bahwa batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi semakin kabur karena bekerja dari rumah.
Sebagai hasilnya, semakin banyak karyawan yang memutuskan untuk tidak lagi bekerja di luar batasan yang diharapkan dari mereka.
Mengapa Quiet Quitting Menjadi Viral?
Quiet quitting menjadi viral karena semakin banyak pekerja, terutama generasi muda, yang merasakan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Mereka menolak tekanan untuk selalu tampil sempurna di tempat kerja dan fokus pada menjaga kesehatan mental mereka.
Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan gagasan ini, dengan banyak orang berbagi pengalaman pribadi mereka tentang menetapkan batasan yang lebih baik dalam pekerjaan.
Konten tentang quiet quitting di TikTok sering kali menunjukkan pekerja yang berbagi kisah mereka tentang mengurangi keterlibatan di tempat kerja sambil tetap memenuhi tugas-tugas mereka dengan baik.
Mereka menekankan pentingnya menjaga kesejahteraan diri sendiri dan tidak membiarkan pekerjaan mengambil alih seluruh hidup mereka.
Dampak Quiet Quitting terhadap Dunia Kerja
Fenomena quiet quitting memunculkan berbagai reaksi, baik dari kalangan pekerja maupun manajer. Di satu sisi, pekerja yang terlibat dalam quiet quitting merasa bahwa mereka lebih mampu menjaga keseimbangan hidup yang sehat.
Namun, di sisi lain, beberapa manajer dan perusahaan melihat ini sebagai penurunan produktivitas dan komitmen terhadap pekerjaan.
Banyak perusahaan kini mulai memikirkan kembali cara mereka mendukung karyawan agar tetap termotivasi tanpa harus menekan mereka secara berlebihan.
Di tengah persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik, perusahaan ditantang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Kesimpulan
Quiet quitting adalah refleksi dari perubahan cara pandang pekerja terhadap pekerjaan dan keseimbangan hidup.
Fenomena ini menantang budaya kerja yang selama ini menuntut pekerja untuk selalu memberikan upaya ekstra tanpa mempertimbangkan kesehatan mental mereka.
Dengan semakin banyaknya pekerja yang membicarakan tentang quiet quitting, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan dan menanggapi tren ini dengan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan manusiawi.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Banner Z Creators.