Sejumlah sivitas akademika FH UGM berkabung kenang Argo yang tewas ditabrak mobil BMW.
INDOZONE.ID - Sejumlah sivitas akademika Fakultas Hukum (FH) UGM berkumpul di depan patung Dewi Keadilan kompleks FH UGM.
Puluhan bunga dan foto dari para mahasiswa FH UGM tampak memenuhi lantai di patung Dewi Keadilan tersebut.
Bunga-bunga tersebut merupakan bentuk berkabung dari para mahasiswa hingga dosen yang ada di wilayah FH UGM.
Mereka berkabung dan mengenang mendiang Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa FH UGM yang ditabrak mobil BMW yang saat itu dikemudikan Christiano (21) mahasiswa FEB UGM.
"Pagi ini jam 07.19 di fakultas hukum UGM. Bunga-bunganya wangi semua gooo, bahkan dari jauh udah tercium wanginya. Beautiful flowers for a beautiful soul like your, Argo," tulis akun @bbeanaebb di akun X pribadinya, seperti dikutip Rabu (28/5/2025).
Baca Juga: Kolaborasi UGM, Kemendag dan Gemini Google Perkuat UMKM Tembus Ekspor
Sehari setelah kecelakaan, media sosial ramai dengan tagar Justice for Argo.
Sebagian besar menyerukan keadilan terhadap korban dan menduga penabrak menyetir dalam pengaruh alkohol.
Namun, Polres Sleman membantah tuduhan itu, dan berdasarkan hasil pengecekan urin pelaku.
Dalam doa bersama dan tabur bunga yang dilakukan pada Senin, 26 Mei 2025 malam di depan patung Dewi Keadilan di halaman FH UGM, keluarga dan teman-teman mengenang Argo sebagai sosok yang mengayomi, ramah, dan tidak merepotkan orang lain.
"Saya mengenal Argo di hari pertama sejak pionir di fakultas. Kebetulan saya sekelas, saya masih ingat sekali. Kami duduk bersebelahan, waktu Maba kami berkenalan, dan ternyata saya baru tahu bahwa Argo dan saya itu berasal dari lingkungan yang sama dari Jakarta. Bahkan, dia berasal dari SD yang sama dengan banyak teman saya, dan bahkan SD yang sama dengan adik saya sekolah sekarang," ucap Aji, salah satu teman dekat Argo sambil menahan isak tangis.
"Karena itulah membuat saya merasa dekat dengan Argo. Semakin mengenal Argo saya semakin yakin bahwa dia adalah orang yang ramah, dia adalah orang yang baik, dia adalah orang yang tidak ingin merepotkan orang lain sedikitpun. Bagi saya, Argo bukan sekedar headline berita, berita yang sedang dibincangkan. Justru Argo adalah teman, Argo adalah anak dari seorang ibu, Argo adalah seorang murid dari seorang guru, Argo adalah manusia, sama seperti kita semua," pungkas Aji.
Sementara itu, ibu Argo, Meilinia yang merupakan ibu tunggal menghidupi Argo dan adiknya. Suaminya meninggal saat Argo berumur tujuh tahun. Saat itu duduk di bangku kelas dua sekolah dasar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara, X/@bbeanaebb