Ilustrasi orang dewasa mikir cicilan.
INDOZONE.ID - Pernah nggak sih kamu duduk sendirian, lihat langit senja, terus tiba-tiba mikir, “Kenapa ya, waktu kecil aku pengen cepet-cepet dewasa, padahal sekarang rasanya cuma pengen balik ke masa itu lagi?” Kalau iya, kamu nggak sendirian.
Banyak dari kita seperti milenial, Gen Z, siapa pun itu yang sering dilanda rindu mendalam sama masa kecil yang sederhana, penuh tawa, dan yang paling penting bebas dari tagihan.
Jadi dewasa bukan cuma soal umur yang nambah tiap tahun. Ini tentang tanggung jawab yang nempel tanpa bisa dicopot yaitu bayar listrik, cicilan motor, kerja 9 to 5, dan kadang masih harus pura-pura kuat di tengah semua itu.
Belum lagi soal hubungan, ekspektasi sosial, dan pencapaian yang seakan-akan harus dicapai sebelum usia 30. Hidup orang dewasa itu kayak puzzle yang potongannya sering nggak pas.
Kadang kita ngerasa semuanya berjalan lancar, tapi besoknya bisa aja kacau-balau. Dan itu wajar karena realitanya, dewasa memang nggak segampang yang kita kira waktu kecil.
Dulu, kebahagiaan kita sesimpel main layangan di lapangan, makan es krim 500 perak, atau tidur siang tanpa beban. Sekarang? Bahkan tidur siang pun rasanya mewah.
Lucunya, waktu kecil kita malah sering pengen jadi orang dewasa, ngeliat orang tua bisa nyetir, pegang uang, atau punya HP keren.
Kita nggak tahu, di balik semua itu ada rapat mendadak jam 7 pagi, deadline yang numpuk kayak cucian, dan saldo rekening yang lebih jujur dari teman sendiri.
Kenangan masa kecil itu kayak selimut tua yang udah nggak dipakai, tapi masih kita simpan rapi karena baunya bikin tenang. Sesekali, saat dunia terlalu ribut, kita buka lagi selimut itu dan untuk beberapa menit, kita merasa aman.
Banyak yang percaya, kerinduan pada masa kecil muncul saat kita sedang lelah bukan cuma fisik, tapi juga hati dan pikiran. Dan emang iya. Nostalgia jadi semacam pelarian dari kenyataan yang terlalu penuh tuntutan.
Tapi rindu masa kecil bukan berarti kita nggak bersyukur atas hidup sekarang. Justru, itu jadi pengingat bahwa kita pernah punya versi diri yang polos, jujur, dan penuh imajinasi versi yang mungkin sudah lama kita lupakan.
Nggak ada cara instan buat menghilangkan dilema jadi dewasa. Tapi ada beberapa hal kecil yang bisa bantu kita tetap waras yakni nikmati prosesnya.
Hidup bukan perlombaan. Pelan-pelan aja, selama kamu terus jalan, kamu nggak tertinggal. Jangan lupa ciptakan momen bahagia kecil.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Elitedaily.com