INDOZONE.ID - Pertanian vertikal menjadi tren di banyak tempat belakangan ini. Hal itu tak lepas dari urbanisasi pesat dan pertumbuhan populasi yang terus meningkat.
Alhasil, isu ketahanan pangan menjadi tantangan serius bagi kota-kota besar di seluruh dunia. Dalam situasi seperti itu Pertanian vertikal muncul sebagai solusi inovatif untuk krisis pangan urban, menawarkan cara yang efisien dan ramah lingkungan untuk memproduksi makanan di ruang terbatas.
Metode ini memanfaatkan ruang vertikal, memungkinkan produksi pangan yang lebih berkelanjutan dan dapat diandalkan.
Baca Juga: 17 Caption Singkat tentang Langit yang Menyentuh Hati: Simpel, Tapi Bikin Baper!
Pertanian vertikal adalah metode menanam tanaman dalam struktur bertingkat, seperti rak-rak atau dinding, yang memungkinkan penggunaan ruang vertikal secara maksimal.
Teknik ini sering mengandalkan sistem hidroponik, aeroponik, atau aquaponik, di mana tanaman ditanam tanpa tanah. Nutrisi tanaman disuplai melalui larutan atau udara yang disemprotkan, memberikan solusi bagi keterbatasan ruang di lingkungan perkotaan.
Di kota-kota besar dengan lahan yang terbatas dan mahal, pertanian vertikal memungkinkan penggunaan ruang secara optimal. Dengan menanam tanaman dalam beberapa tingkat, kita dapat memaksimalkan penggunaan ruang vertikal, yang jauh lebih efisien daripada metode pertanian konvensional yang memerlukan lahan terbuka yang luas.
Metode ini mengurangi kebutuhan transportasi pangan dari lahan pertanian ke pasar. Dengan begitu, jejak karbon yang terkait dengan distribusi makanan juga berkurang.
Pertanian vertikal sering memanfaatkan energi terbarukan seperti lampu LED untuk pertumbuhan tanaman, yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode pertanian tradisional.
Dengan mengontrol lingkungan tumbuh di dalam ruangan, pertanian vertikal mengatasi dampak perubahan iklim, seperti cuaca ekstrem dan fluktuasi suhu. Tanaman dapat tumbuh dalam kondisi yang stabil dan optimal sepanjang tahun, tanpa dipengaruhi oleh perubahan musiman atau bencana alam.
Pertanian vertikal memungkinkan produksi pangan yang lebih segar dan berkualitas tinggi. Kontrol yang lebih baik terhadap suhu, cahaya, dan kelembapan menghasilkan hasil panen yang konsisten dan bebas dari kontaminasi yang sering terjadi pada pertanian konvensional.
Baca Juga: Pria Ini Menang Lotre Dua Kali Usai Mati Suri, Auto Kaya Raya!
Meskipun menawarkan banyak manfaat, pertanian vertikal juga menghadapi tantangan. Biaya awal investasi untuk infrastruktur dan teknologi bisa sangat tinggi, dan skala produksi mungkin masih terbatas dibandingkan dengan pertanian tradisional.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes, The Guardian, Bloomberg