Ilustrasi efek domino dan efek kupu-kupu. (Raptorsrepublic)
Apakah kamu pernah mendengar istilah efek kupu-kupu dan efek domino? Bagi sebagian orang, kedua hal ini sering dianggap memiliki pengertian yang sama. Padahal, keduanya memiliki konsep sebab-akibat dengan penerapan dan pengertian berbeda. Berikut ini adalah perbedaan efek kupu-kupu dan efek domino.
Sesuai dengan namanya, efek kupu-kupu memiliki sifat seperti kupu-kupu yang bisa terbang dengan bebas kemana saja tanpa arah dan tujuan. Maksudnya, efek kupu-kupu dapat terjadi akibat suatu kejadian kecil, dimana kejadian tersebut dapat menyebabkan suatu kejadian lain yang lebih besar.
Sedangkan, efek domino digambarkan sebagai domino-domino yang didirikan dan disusun secara berbaris. Domino yang berada pada susunan paling ujung akan dijatuhkan dengan sengaja, sehingga menyebabkan susunan domino-domino lain yang berada di depannya ikut terjatuh secara bertahap.
Jika kamu bisa memaknai kedua istilah tersebut dengan baik, kamu akan langsung mengerti perbedaan yang terlihat dengan cukup jelas. Pada efek kupu-kupu, kejadian kecil yang menjadi penyebab terjadinya suatu kejadian besar seringkali tak dapat diprediksi. Sehingga, efek kupu-kupu dianggap sebagai suatu kejadian yang tidak terduga.
Sedangkan, efek domino dapat dilihat setiap prosesnya, mulai dari awal penyebab utama suatu kejadian, hingga kejadian paling akhir. Semua kejadian di efek domino punya keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lain. Sehingga, kamu bisa memprediksi kejadian di masa depan meskipun hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Berbeda dengan efek domino yang bisa dianalisis dengan sangat baik dan dapat diprediksi, efek kupu-kupu memiliki konsep sebab-akibat yang kadang terjadi diluar logika. Sebab, efek kupu-kupu biasanya diawali oleh kejadian remeh, tapi menimbulkan efek besar bahkan dapat mengubah sejarah.
Misalnya saja penisilin atau antibiotik yang digunakan untuk membunuh bakteri. Pada awalnya, sang penemu punya kebiasaan malas membersihkan ruangannya. Kemudian ia meninggalkan ruangan tersebut untuk pergi berlibur.
Pada saat kembali dari liburan, ia menemukan jamur yang tumbuh pada materi percobaannya. Ia mengamati bahwa bakteri-bakteri tidak mau tumbuh pada area sekitar jamur. Sehingga, jamur yang tidak sengaja ia temukan tersebut diproduksi menjadi antibiotik yang bisa membantu banyak orang.
Nah, itu tadi beberapa penjelasan singkat mengenai perbedaan keduanya. Semoga dapat membantu, ya!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: