Tas dari sampah, modelnya trendi kekinian (Sunaryo Haryo Bayu/IDZ Creators)
Belakangan, banyak orang menerapkan gaya hidup ramah lingkungan atau eco-friendly dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sekedar tren, gaya hidup ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Buat pemula, bisa coba salah satu cara menerapkan gaya hidup eco-friendly, yakni dengan mengurangi penggunaan sampah sekali pakai atau sampah kemasan makanan yang enggak bisa diurai.
Kamu bisa mendaur ulangnya, atau mengumpulkan sampah tersebut untuk didaur ulang.
Prinsip hidup ramah lingkungan ini sudah dijalani Astuti, warga Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah. Awalnya, wanita 65 tahun ini prihatin dengan tumpukan sampah kemasan makanan dan sampah sabun cuci di sekitar rumahnya.
Astuti pun berkreasi dengan sampah-sampah tersebut, dan terciptalah aneka tas trendi dari bungkus kopi, bungkus sabun cuci dan makanan sachet lainnya.
Meski berbahan sampah, Astuti tetap menjaga kebersihannya. Sebelum dibuat tas, sampah-sampah plastik tersebut ia cuci bersih terlebih dahulu. Kemudian ia keringkan dan barulah proses pembuatan tas ia kerjakan sendiri, secara handmade.
Bukan cuma tas, Astuti juga berkreasi membuat dompet dari sampah plastik. Kedua produk ramah lingkungan tersebut ia jual mulai Rp100 ribu sampai Rp350 ribu.
Buah karya Astuti banyak diminati pembeli dari Solo. Bahkan sejumlah LSM di bidang lingkungan memasarkannya sampai ke Amerika Serikat, Australia, Jerman dan Belgia.
Berkat kreasi Astuti, warga sekitar mulai sadar untuk menjaga lingkungan. Kini mereka enggak lagi membuang sampah sachet kopi, susu atau kemasan sabun cuci, melainkan mengumpulkannya dan diberikan cuma-cuma untuk Astuti.
Sebuah langkah positif, untuk menjaga kelestarian bumi!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: