Kategori Berita
Media Network
Selasa, 04 JANUARI 2022 • 15:49 WIB

Ketentuan dan Bacaan Niat Puasa Ganti Qadha Ramadhan

Ilustrasi membaca niat puasa ganti Ramadhan (photo/pexels/@michael-burrows)

Puasa ganti Ramadhan (qadha) adalah puasa yang dilakukan untuk membayar 'utang' puasa yang ditinggalkan saat bulan Ramadhan.

Karena puasa Ramadhan hukumnya wajib, maka puasa ganti Ramadhan hukumnya juga wajib bagi umat Muslim.

Kewajiban mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan, telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran yang berbunyi:

"Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 185).

Berikut ini Indozone rangkum bacaan latin niat puasa ganti Ramadhan dan ketentuan qadha yang berlaku, baik karena haid, sakit, hamil, menyusui, atau pun dengan sengaja.

Niat puasa ganti Ramadhan

Ilustrasi membaca niat puasa ganti (photo/unsplash/@isengrapher)

Selain diperintahkan dalam Al-Quran, kewajiban mengganti puasa Ramadhan juga diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim dari Sayidah Aisyah:

"Kami dulu mengalami haid, kemudian kami diperintahkan untuk mengganti puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengganti salat."

Berdasarkan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa ganti Ramadhan hukumnya wajib.

Adapun bacaan niat puasa ganti qadha Ramadhan beserta artinya yakni sebagai berikut:

Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaa'in fardhi syahri Ramadhaana lillahi ta'alaa.

 Artinya: "Saya berniat puasa esok hari untuk mengganti (qadha) puasa bulan Ramadhan karena Allah Ta'alaa."

Niat puasa ganti sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum fajar, layaknya saat sahur di bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

"Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya."

Waktu puasa ganti Ramadhan

Ilustrasi membaca niat puasa ganti (photo/pexels/@michael-burrows)

Pada dasarnya, amalan yang bersifat wajib sudah seharusnya diutamakan terlebih dahulu daripada amalan sunah lainnya.

Maka dari itu, jika seorang Muslim meninggalkan puasa Ramadhan, sebaiknya ia mengqadha sesegera mungkin.

Lebih bagus lagi, apabila puasa ganti Ramadhan tersebut ditunaikan sebelum memasuki bulan Ramadhan di tahun berikutnya.

Beberapa ulama berpendapat bahwa niat ganti puasa Ramadhan tidak dapat dikerjakan ketika masuk pertengahan bulan Syaban. Dari Aisyah RA berkata:

"Aku tidaklah meng-qadha sesuatu pun dari apa yang wajib atasku di bulan Ramadhan, kecuali pada bulan Syaban hingga wafatnya Rasulullah." (H.R At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan Ahmad).

 

Jadi apabila memungkinkan, puasa ganti Ramadan hendaknya dilaksanakan di bulan Syawal, untuk mendapatkan keutamaan puasa 6 hari.

Ketentuan puasa ganti Ramadhan

Ilustrasi niat puasa ganti (photo/unsplash/@abdu3h)

Dalam menjalankan qadha puasa ganti Ramadhan, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan oleh umat Muslim.

Ketentuan puasa ganti Ramadhan ini harus dipenuhi sebagai syarat sahnya puasa Ramadhan yang digantikan.

1. Diganti sesuai jumlah hari yang ditinggalkan

Puasa ganti ditunaikan sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan saat bulan Ramadhan.

Namun, jika tidak mengetahui pasti jumlah hari yang ditinggalkan, maka pilihlah jumlah maksimum perkiraan hari yang ditinggalkan.

2. Diwajibkan membaca niat puasa ganti

Cara mengganti puasa Ramadhan sama seperti puasa lainnya, yakni disunahkan untuk makan sahur sebelum waktu fajar tiba.

Jangan lupa membaca niat puasa ganti Ramadhan, dilanjutkan dengan menahan lapar, haus dari pagi hari sampai petang (azan Magrib).

3. Dilakukan secara berurutan atau terpisah

Puasa ganti Ramadhan boleh diqadha secara berurutan maupun terpisah atau selang-seling, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:

"Qadha (puasa) Ramadan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni dari Ibnu' Umar).

4. Dilarang berpuasa pada hari tertentu

Perlu diingat, ada beberapa hari yang dilarang untuk berpuasa bagi seorang Muslim, yakni saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Serta ketika hari Tasyrik pada tanggal 11-13 bulan Zulhijjah, karena pada saat itu jamaah yang menunaikan ibadah haji sedang melempar jumrah.

5. Diganti oleh keluarga bagi yang meninggal dunia

Apabila ada umat Muslim yang telah meninggal dunia namun belum membayar utang puasa Ramadhan, maka yang menggantikan puasanya adalah keluarga.

"Siapa saja meninggal dunia dan mempunyai kewajiban wadah puasa, maka walinya (keluarganya) berpuasa menggantikannya." (HR. Bukhari dan Muslim dari Aisyah)


Demikianlah penjelasan mengenai niat puasa ganti dan ketentuan qadha Ramadhan. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Ketentuan dan Bacaan Niat Puasa Ganti Qadha Ramadhan

Link berhasil disalin!