5 Sifat Kartini yang Perlu Diteladani Perempuan Masa Kini

Ilustrasi perayaan Hari Kartini (pinterest.com)

Kartini merupakan salah satu tokoh istimewa yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Perempuan kelahiran Jepara, Jawa Tengah itu punya misi mulia untuk memperjuangkan hak dan kebebasan sesamanya.

Baginya, antara laki-laki dan perempuan harus dapat perlakuan yang sama di setiap aspek kehidupan. 
Pemilik nama Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat itu begitu gigih memperjuangkan emansipasi di tengah zaman yang saat itu penuh ketidakadilan dan penjajahan. 

Pemikiran cerdas tersebut didapat Kartini dari kebiasaannya yang senang membaca buku. Ya, saat itu dirinya termasuk beruntung karena berasal dari keluarga bangsawan sehingga bisa mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School), sekolah yang umumnya untuk keturunan Belanda. 

Alhasil Kartini pun lebih pintar dari kebanyakan perempuan di zamannya. Ia bisa membaca dan menulis, berhitung, bisa bahasa Belanda hingga mempelajari banyak hal lain.

Sayang pada usia 12 tahun, masa sekolahnya harus terhenti karena ia harus tinggal di rumah untuk dipingit dan siap dinikahkan. Adat kala itu mengharuskan wanita menunggu laki-laki yang kelak datang untuk melamarnya.

Tetap patuh mengikuti keputusan orang tua, Kartini pun menjalani pingitan. Namun tak sekalipun ia menyia-nyiakan masa menunggu tersebut.

Ia memilih menghabiskan waktunya untuk lebih banyak membaca buku-buku, membaca surat kabar Eropa, mengasah kemampuan berbahasa Belanda, dan bertukar cerita maupun pendapat dengan teman-temannya yang ada di Belanda.

Dari situlah ia sadar bahwa masyarakat Indonesia khususnya wanita, sangat tertinggal dalam berbagai aspek. Ia melihat wanita pribumi saat itu tak lebih hanya sebagai objek. 

Mereka hidup dikerangkeng aturan dan adat, selalu dipandang sebelah mata dan tak boleh melakukan urusan di luar pekerjaan dapur, sumur, dan kasur.

Sehingga Kartini bertekad bulat untuk bisa meningkatkan derajat dan menyetarakan hak serta status perempuan Indonesia, sama dengan laki-laki. Hingga sampai saat ini semua cita-citanya sedikit banyak telah berhasil. 

Maka untuk mengenang jasanya, setiap tanggal 21 April hari kelahiran Kartini kita pun dengan bangga merayakan kebebasan perempuan yang telah diperjuangkannya. Namun tentu saja perjuangan ini harus terus berlanjut.

Nah agar perjuangan para perempuan bisa sampai pada tujuannya, setidaknya ada beberapa sifat Kartini yang perlu diteladani.

Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, inilah 5 sifat Raden Ajeng Kartini yang dapat diamalkan di masa kini.

1. Cerdas dan berwawasan

Kesadaran Kartini akan pentingnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki bersumber dari kecerdasannya. Sejak kecil ia selalu pandai mengamati sekitarnya.

Pada usia sekolah, ia selalu rajin membaca dan menulis. Bahkan saat dipingit ia tetap rajin mempelajari hal-hal baru di rumah.

Mengutip dari Gramedia, lewat kotak bacaan langganan ayahnya (leestrommel), Kartini muda memperkaya wawasan lewat buku, koran, dan majalah dari dalam maupun luar negeri. Bacaannya juga berbagai tema dari sosial, politik, hingga sastra.

Selain itu, bersama adik-adiknya, Kartini juga senang belajar menggambar, membatik, memasak, berlatih Bahasa Belanda, dan bermain piano. Wawasannya juga semakin luas, karena ia sering berbagi pengalaman lewat surat menyurat bersama temannya di Belanda, seperti pada Rosa Abendanon dan Estella Zeehandelaar.

Inilah bukti bahwa Kartini adalah sosok yang cerdas. Ia pandai memperlihatkan bahwa belajar tidak harus dari sekolah saja. 

Kamu bisa mempelajari banyak hal dari manapun dan kapanpun. Apalagi di masa sekarang kita mudah sekali mendapatkan akses belajar. Percayalah dengan mengetahui banyak hal, pikiranmu akan semakin kritis, terbuka, dan maju.

2. Gigih dan pantang menyerah

Meski perempuan, Kartini tak sedikitpun diliputi keraguan saat memperjuangan kebenaran. Sosoknya yang penuh tekad selalu menonjol dan membuat siapapun kagum padanya.
Pernah pada saat sekolah, Kartini dicemooh oleh guru-guru orang Belanda karena ia perempuan dan mempunyai kulit berwarna.

“Orang-orang Belanda itu menertawakan dan mengejek kebodohan kami, tetapi kami berusaha maju, kemudian mereka mengambil sikap menantang kami. Betapa banyaknya duka cita dahulu semasa kanak-kanak di sekolah, para guru dan banyak di antara kawan mengambil sikap permusuhan kepada kami. Kebanyakan guru itu tidak rela memberikan nilai tertinggi pada anak Jawa, sekalipun si murid berhak menerima.” (Surat kepada Estella Zeehandelaar, 12 Januari 1900, dikutip pada Ilovelife.co.id)

Meski begitu, tak sedikit pun ia takut, malu atau mundur dari jalannya. Ia malah semakin rajin dan semangat belajar untuk menyamakan diri dengan kepintaran anak-anak Belanda lain.

Bahkan setelah ia tak bersekolah, Kartini terang-terangan membuka membuka sekolah untuk anak-anak perempuan yang tinggal di sekitar rumahnya. Padahal saat itu sekolah dilarang bagi kaum biasa.

Di sanalah Kartini mengembangkan ilmunya. Ia mengajarkan membaca, menulis, berhitung, bernyanyi, dan keterampilan lainnya.

Baca juga: 40 Quotes Kata-Kata Ucapan Hari Kartini yang Menyentuh Hati
Setelah masa pingit Kartini dan adik-adiknya selesai, mereka pun diizinkan oleh sang ayah untuk membuka sekolah bagi masyarakat di pendopo kabupaten.

Saat harus menikah, beliau juga tetap melanjutkan membuka sekolah khusus untuk mendidik perempuan dan anak-anak. Kartini beruntung sebab sang suami mendukung penuh cita-citanya.

Nah sifat gigih dan pantang menyerah inilah patut diteladani. Jika menginginkan sesuatu, kamu perlu berjuang dan percaya bahwa kita bisa mendapatkannya, walau banyak tantangan yang harus dihadapi.

3. Berjiwa sosial dan penuh kasih sayang

Kartini sosok perempuan hebat yang penyayang. Sejak kecil ia selalu memperhatikan dan memberikan perhatian lebih kepada orang-orang yang tak seberuntung dirinya khususnya kaum perempuan.

Nah sifat perhatian inilah yang wajib kamu contoh. Sesukses apapun dirimu jangan pernah abaikan sekelilingmu. Berbuatlah sesuatu agar lingkungan sekitarmu turut merasakan kebahagiaan atau keberkahan atas kehadiranmu. 

4. Patuh kepada orang tua 

Meski selalu berbeda pandangan dengan orang tuanya, tak sekalipun Kartini melawan dan menentang ayah ibunya. Ia tetap menuruti kemauan mereka, meski keinginannya bersekolah di Belanda ditentang dan ia harus menikah dengan jalan dijodohkan.

Inilah bukti Kartini anak yang berbakti, ia tidak membangkang dan rela  meredam ego untuk tetap patuh terhadap orang tuanya. Padahal saat itu pikirannya jauh lebih maju dari siapa di sekitarnya.
 
Sifat inilah yang perlu kamu tiru, secerdas apapun dirimu, sadari bahwa orang tua tetaplah orang yang harus dihormati.

Jika kamu tidak sepaham dengan pendapatnya, jangan langsung membangkang tetapi pelan-pelan coba buktikan bahwa dirimu memang benar dan bertanggung jawab dengan pilihanmu.

5. Giat, berani dan optimis

Terkurung adat, membuat Kartini mencari jalan untuk bisa menuangkan isi hati dan pendapatnya. Karena itulah ia banyak berdiskusi dengan kawan-kawannya yang berada di luar negeri.

Dari sana wawasannya terbuka dan ia mulai berani mendobrak segala aturan demi cita-citanya. Ia giat mencari tahu bagaimana perempuan luar bersikap dan membandingkannya dengan kehidupan perempuan pribumi yang saat itu sangat menyedihkan. 

Pelan-pelan  ia pun optimis, semua perempuan di tanah kelahirannya kelak akan mendapatkan hal yang sama dengan mereka, yaitu kebebasan sebagai manusia.

Sikap ini perlu kamu contoh jika kamu ingin mendapatkan sesuatu sesuai keinginanmu. Jangan ragu untuk menemukan berbagai cara untuk mendapatkannya, meski awalnya ada banyak halangan yang mungkin menyulitkanmu. 
 

Artikel Menarik Lainnya:

• Nikmat dan Lezat, Dereten Makanan Khas Kota Kelahiran RA Kartini
• Ciptakan Keanggunan dengan Memilih 5 Jenis Kebaya di Hari Kartini
• Lagu Ibu Kita Kartini: Sejarah, Makna, dan Liriknya