Candy, warga Madagaskar lulusan UIN Syarif Hidayatullah (Jafriyal/IDZ Creators)
Nama Rahasimamonjy Lovanavalona Allison Candy atau Candy, mendadak viral di media sosial pekan ini. Sebab, mahasiswi asal Madagaskar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta ini menjadi satu-satunya peserta wisuda non-muslim terbaik di kampus tersebut.
Candy menjadi lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,65.
Keberhasilan Candy menjadi lulusan terbaik menjadi cermin bahwa menjadi minoritas di kampus berbasiskan agama bukanlah halangan untuk berprestasi.
Cerita Candy dengan Indonesia berawal pada 2016. Saat itu Candy tiba di Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Ia tertarik belajar Bahasa Indonesia karena beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Indonesia di Madagaskar, memberikan kursus gratis Bahasa Indonesia.
"Saya melihat beasiswanya unik berbeda dengan negara lain. Saat negara lain memberikan kursus berbayar, Indonesia memberikan kursus gratis. Lalu saya ikut mendaftar program tersebut bernama Darmasiswa," ujar Candy saat dihubungi via telepon oleh Tim IDZ Creators, Jafriyal.
Darmasiswa sendiri adalah program pertukaran pelajar yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia. Program diciptakan untuk ajang pertukaran budaya, seni dan bahasa dengan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.
"Saya ikut program itu selama setahun. Dari sana lah saya bisa lancar berbahasa Indonesia dan di tengah-tengah periode saya di UNJ teman-teman lain sudah sering membahas tentang program beasiswa di UIN," lanjut penggemar Raisa ini.
Singkat cerita Candy pun tertarik dan memantapkan diri memilih UIN. Perlu waktu setahun untuk Candy mempersiapkan segala syarat yang diperlukan untuk mengambil program Rector's Scholarship UIN Jakarta.
Perempuan yang memiliki minat pada profesi diplomat ini pun akhirnya resmi berkuliah di UIN pada 2018.
"Saya kembali dulu ke Madagaskar. Bertemu keluarga dan menyiapkan berkas-berkas. Lalu saya memilih jurusan HI karena saya ingin sekali membuat nama Madagaskar semakin luas di dunia," lanjut Candy.
Candy enggak pernah mendapat banyak tantangan dan gangguan meski menjadi minoritas di Indonesia. Ia justru kaget dengan tingkat ketaatan muslim di Indonesia. Tidak seperti muslim Madagaskar yang kegiatan keagamaannya tidak seramai Indonesia.
Ia justru melihat perbedaan besar ini dan menilai perbedaan ini menjadi modal untuk menjadi diplomat.
"Saya tidak mendapat masalah meski menjadi minoritas di sini. Saya justru senang melihat muslim di Indonesia yang memiliki keseruan berbeda dengan Madagaskar," ujar Candy sambil tertawa.
Namun ia kaget setelah dirinya menjadi pusat pemberitaan setelah wisuda Sabtu (4/6/2022) pekan lalu. Ia senang sekaligus kaget dan overthinking, bisa menjadi pusat perhatian karena baginya tidak ada yang spesial dengan dirinya.
"Saya kaget berita dari media UIN bisa menjadi perhatian masyarakat. Banyak yang berkomentar di media sosial lalu ada teman yang kirim ke saya juga. Namun semua tidak ada masalah yang penting diambil baiknya," ujar perempuan berzodiak Taurus ini.
Candy kini sedang menyusun rencana untuk memulai karir diplomatnya. Ia sedang menyelesaikan beberapa berkas terlebih dahulu sebelum kembali ke Madagaskar.
"Saya setelah wisuda sedang mengurus berkas-berkas. Saya akan kembali ke Madagaskar karena sudah dua tahun lebih tidak bertemu keluarga di sana. Selain itu saya juga sedang mencari beasiswa untuk gelar S2, bisa di Indonesia bisa di negara lain," ujar Candy sambil mengakhiri pembicaraan.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: