Kategori Berita
Media Network
Rabu, 08 FEBRUARI 2023 • 16:57 WIB

Foto Memilukan Sang Ayah Pegang Tangan Putrinya yang Tewas Tertimbun Puing di Turki

Sang ayah Mesut Hancer memegang tangan putrinya Irmakleyla, yang tewas tertimpa saat rumahnya runtuh di Turki. (Dailymail)

Foto memilukan seorang ayah memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun tergambar di sebuah bangunan yang runtuh menjadi puing-puing dalam gempa dasyat di Turki.

Sang ayah Mesut Hancer tengah berduka karena putrinya meninggal dalam gempa yang meluluhlantakkan daerah Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023) dini hari waktu setempat.

Tubuh gadis bernama Irmakleyla Hancer dan meninggal, tergeletak di atas kasur. Tubuhnya hancur terhimpit di antara balok beton besar bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, Turki.

Seperti yang terlihat dalam foto menunjukkan sang ayah Mesut Hancer dengan jaket jingga cerah berjongkok di atas tumpukan puing yang curam, lengan kirinya terentang ke samping dan berpegangan pada tangan putrinya yang telah meninggal.

Mesut Hancer saat bersama putrinya yang tewas tertimpa saat rumahnya runtuh di Turki membagikan foto kenangan. (Facebook/Win Ko)

 

Dailymail menyebut hanya tangan dan sebagian kecil wajahnya yang terlihat melalui celah sempit di reruntuhan rumah mereka.

Di akun Facebook Mesut, ayah yang bangga itu mengunggah momen bahagia bersama putrinya semasa kecil.

Satu foto yang diambil tujuh tahun lalu, pasangan itu terlihat tersenyum ke kamera saat mereka berada di samping air mancur.

Di foto lama lainnya, Irmakleyla tersenyum ke kamera mengenakan kemeja biru bergaris, dengan kalung hitam dan rambutnya terurai bergelombang di atas bahunya.

Gadis itu terlihat mengenakan rok dan kemeja merah muda yang serasi di pantai pada gambar ketiga, juga diambil tujuh tahun lalu.

Dua gempa besar melanda wilayah tersebut kemarin, diikuti oleh gempa berkekuatan 5,8 SR pagi ini saat upaya penyelamatan para korban yang terperangkap di bawah reruntuhan gedung, beberapa di antaranya telah mengirimkan video memohon bala bantuan.

Sementara itu badai musim dingin dan suhu yang membeku telah menghambat petugas penyelamat yang saat ini sedang bekerja mati-matian berpacu dengan waktu untuk membebaskan para korban dari puing-puing.

Mereka saat ini berlomba dengan waktu dengan cuaca dingin untuk menjangkau para penyintas yang terperangkap di dalam reruntuhan kian mendesak.

WHO memperingatkan pada hari Senin bahwa jumlah korban dapat mencapai 20.000, dan pada hari Selasa mengatakan 23 juta orang termasuk 1,4 juta anak-anak bisa terdampak.

Korban tewas akibat gempa besar yang melanda Turki dan Suriah naik di atas 7.200 pada Selasa, data resmi menunjukkan, dengan petugas penyelamat masih mencari korban selamat yang terperangkap.

Pihak berwenang mengatakan 5.434 orang tewas di Turki dan 1.800 di Suriah, sehingga total menjadi 7.200 korban jiwa.

Seperti yang dilaporkan Antara, Tim KBRI Ankara yang dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu M. Iqbal berhasil melakukan evakuasi terhadap 123 warga negara Indonesia (WNI) di sejumlah wilayah terdampak gempa di Turki.

"Alhamdulillah, sesuai perintah Presiden melalu Menlu RI, tim KBRI sudah tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak (gempa) ke Ankara," kata Dubes Iqbal.

Dia meminta para WNI yang dievakuasi untuk memberi kabar kepada keluarga di Indonesia agar mereka tenang.

Menurut Iqbal, tim yang terdiri dari bagian Konsuler Pelindungan WNI, Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat Badan Intelijen Negara) melakukan evakuasi di empat titik yang paling terdampak gempa.

Sejauh ini tim tersebut berhasil mengevakuasi sebanyak 123 orang, dari sebelumnya 104 orang, termasuk dua warga Malaysia dan satu warga Myanmar.

Adapun seorang WNI bernama Ayu Fira yang berada di Hatay, yang hingga kemarin belum dapat dihubungi, sudah berhasil ditemukan dengan selamat.

"Alhamdulillah setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat," ucap Bondet Suryonurwendo, Sekretaris 3 Pelindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.

Sementara itu, WNI bernama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anaknya yang berusia satu tahun serta suaminya yang adalah warga Turki di Kahramanmaras ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.

Pihak KBRI Ankara telah mengabarkan berita duka tersebut kepada pihak keluarga dan Nia akan dimakamkan di Kahramanmaras.

Kombes Budi Wardiman selaku Ketua Tim Evakuasi KBRI Ankara ke Dyarbakir mengatakan bahwa pihaknya masih berkomunikasi dengan otoritas setempat dan simpul-simpul masyarakat Indonesia mengenai dua WNI pekerja spa yang masih belum bisa dihubungi

Mengenai berita di Harian Fajar yang memberitakan adanya WNI yang meninggal di Gaziantep, KBRI Ankara hingga saat ini masih harus mengonfirmasi kebenaran berita tersebut.

“KBRI sudah menghubungi wartawan Harian Fajar yang menulis berita mengenai adanya warga Sulawesi Selatan korban gempa yang meninggal di Gaziantep, namun permintaan konfirmasi kami tidak dijawab”, ujar Fitriyani, Sekretaris Pertama Penerangan KBRI Ankara.

Artikel Menarik Lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Foto Memilukan Sang Ayah Pegang Tangan Putrinya yang Tewas Tertimbun Puing di Turki

Link berhasil disalin!