Museum UGM terletak di kompleks Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. (Zcreators/MM Ganesha)
Museum Universitas Gadjah Mada (UGM) atau yang sering disebut sebagai Museum UGM merupakan sebuah museum yang terletak di kompleks Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Museum ini didirikan pada tanggal 19 Desember 1984 dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1985 oleh Rektor UGM pada saat itu, Prof. Dr. Soetandyo Wignjosoebroto.
Museum UGM awalnya didirikan sebagai wadah untuk mengoleksi, merawat, dan memamerkan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan UGM, namun seiring waktu peran dan fungsinya berkembang.
Saat ini, museum ini tidak hanya memamerkan koleksi yang berkaitan dengan sejarah UGM, tetapi juga koleksi yang berkaitan dengan sejarah, budaya, dan kearifan lokal Jawa dan Indonesia pada umumnya.
Koleksi yang terdapat di Museum UGM sangat beragam, antara lain koleksi arkeologi, numismatik, etnografi, seni rupa, dan lain-lain. Beberapa koleksi terkenal yang ada di Museum UGM antara lain Patung Dewa Wisnu dan Batik kawung dari Yogyakarta.
Selain menyimpan koleksi benda, Museum UGM juga sering menjadi tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti seminar, lokakarya, dan pameran.
Ada pula program rutin seperti kunjungan wisatawan, wisuda, dan pembinaan sejarah bagi siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa.
Zcreators Putra Ganesha berkesempatan mewawancarai seorang sejarawan yang juga menjadi salah satu pengelola museum, Bapak Ahmad Fauzi, untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah dan koleksi Museum UGM.
Pertanyaan: Apa sejarah awal Museum UGM?
Jawaban: Museum UGM didirikan pada tahun 1984 oleh sejumlah dosen UGM yang memiliki kepedulian terhadap keberadaan benda-benda bersejarah dan kebudayaan. Awalnya, koleksi yang dimiliki museum hanya berupa benda-benda yang dimiliki oleh para dosen tersebut, seperti arca dan prasasti.
Pertanyaan: Bagaimana perkembangan museum setelah didirikan?
Jawaban: Seiring dengan waktu, koleksi museum semakin bertambah. Koleksi-koleksi yang diperoleh oleh museum berasal dari hasil penelitian dan ekskavasi arkeologi yang dilakukan oleh dosen-dosen dan mahasiswa UGM, serta sumbangan dari masyarakat dan kolektor pribadi. Pada tahun 2003, museum mengalami renovasi dan perluasan untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi koleksi.
Pertanyaan: Apa saja koleksi unik yang dimiliki oleh Museum UGM?
Jawaban: Museum UGM memiliki banyak koleksi unik yang menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah koleksi senjata tradisional, seperti keris, golok, dan pedang. Selain itu, museum juga memiliki koleksi arca yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, prasasti dari zaman Hindu-Buddha, dan keramik dari berbagai dinasti di Tiongkok.
Pertanyaan: Apa tujuan dari didirikannya Museum UGM?
Jawaban: Tujuan utama dari didirikannya Museum UGM adalah untuk melestarikan warisan sejarah dan kebudayaan bangsa, serta memperkenalkan kepada masyarakat mengenai peradaban Indonesia dari masa ke masa. Selain itu, museum juga menjadi tempat belajar bagi mahasiswa UGM dan masyarakat umum yang ingin mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Pertanyaan: Apa harapan untuk Museum UGM ke depannya?
Jawaban: Harapan kami untuk Museum UGM ke depannya adalah dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitas koleksi serta penyajian informasi. Kami ingin museum menjadi salah satu tempat wisata edukasi yang menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Demikian wawancara singkat dengan Bapak Ahmad Fauzi mengenai Museum UGM. Museum ini merupakan tempat yang sangat penting dalam melestarikan warisan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Jika Anda berada di Yogyakarta, jangan lupa untuk mengunjungi Museum
Museum UGM buka setiap hari kerja dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, tiket masuk ke museum ini cukup terjangkau, yaitu Rp 5.000,- untuk dewasa dan Rp 2.500,- untuk pelajar.
Artikel Menarik Lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: