Ilustrasi/Unsplash/@kellysikkema
Kemandulan atau infertilitas merupakan masalah sensitif yang umum ditemui, terutama bagi pasangan suami-istri.
Sampai sekarang pun, masih banyak orang yang menganggap kemandulan hanya disebabkan oleh wanita.
Faktanya, baik wanita maupun pria yang sudah menikah sama-sama memiliki kemungkinan mengalami masalah kesuburan.
Terlebih, saat ini beredar mitos-mitos terkait kemandulan di tengah masyarakat. Kebanyakan pendapat itu tidak semuanya benar.
Meskipun sudah tau salah, sangat disayangkan karena mitos tersebut masih dipercaya oleh banyak kalangan.
Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, berikut ini beberapa mitos kemandulan yang salah tapi masih dipercaya:
Konon katanya, wanita yang menikah di atas usia 35 tahun akan kesulitan memiliki anak karena kualitas sel telur yang dihasilkan akan menurun.
Namun, ternyata itu hanyalah mitos kemandulan yang salah. Usia tidaklah memengaruhi kesuburan pada wanita.
Menurut Dr. Mary Jane Minkin dari Universitas Yale, wanita paling subur di usia 20-an, kurang dari 30 tahun, dan kurang dari 35 tahun.
"Seiring bertambahnya usia, perempuan akan kehilangan kekuatan reproduksi lebih banyak. Namun, itu semua tergantung pada orangnya," kata Minkin.
Seringkali, masalah kemandulan selalu disalahkan pada wanita saja. Padahal, kemandulan tidak berhubungan dengan jenis kelamin.
Kalau pasangan tidak segera mendapatkan momongan, ada dua kemungkinan penyebab hal tersebut.
Pertama, bisa jadi yang mandul adalah pria. Kedua, mungkin saja kedua belah pihak sama-sama mandul.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa masturbasi akan membuat seorang pria menjadi mandul.
Hal itu mungkin saja terjadi, jika memang pria mengalami masturbasi secara berlebihan dan mengakibatkan jumlah sperma menurun.
Oleh karena itu, disarankan bagi pria untuk beristirahat 2-3 hari kalau ingin melakukan hubungan intim.
Katanya, bagi pasangan yang lama memiliki anak, sebaiknya mulai dengan mengadopsi anak.
Tujuannya, untuk 'memancing' kedua pasangan agar segara memiliki keturunan.
Nyatanya, hal tersebut tidak selalu benar. Tidak ada kaitannya antara mengadopsi anak dengan memiliki keturunan.
Pernahkan mendengar pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun namun tak kunjung dikaruniai anak?
Tidak mampu mengandung anak akan membuat pasangan menjadi sedih, bahkan sering dikaitkan ketika keduanya tengah berseteru.
Bagi beberapa pasangan yang demikian, sebaiknya mengambil jeda atau waktu khusus untuk berdua. Bicarakan baik-baik untuk rencana mempunyai anak.
Fase menstruasi tidak teratur pada wanita adalah salah satu mitos kemandulan yang salah dan masih dipercaya sampai saat ini.
Wanita yang fase haidnya singkat atau tidak teratur tetap bisa hamil dan tak ada kaitan dengan kesulitan memiliki anak.
Namun, jika kondisi tersebut berkaitan dengan penyakit tertentu pada organ reproduksi, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter.
Menurut beberapa pakar reproduksi, menyusui tidak akan membuat seorang wanita mandul. Itu hanyalah pendapat simpang siur.
Ketika wanita sedang menyusui, kadar prolaktin (hormon penghasil susu) akan meningkat.
Bagi wanita yang sedang menjalani program hamil, biasanya takut konsumsi kopi atau minuman berkafein.
Pasalnya, kafein dipercaya memberi efek negatif pada kehamilan dan dapat menurunkan kesuburan pada wanita.
Pendapat ini ternyata tidaklah benar. Kafein tidak akan mengganggu kesehatan reproduksi pada wanita sama sekali.
Namun, minum kopi berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan. Itu jugalah alasan kita dianjurkan mengurangi konsumsi kopi terlalu banyak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: