Kategori Berita
Media Network
Kamis, 15 OKTOBER 2020 • 16:06 WIB

Sciophobia, Takut pada Bayangan: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Ilustrasi bayangan diri sendiri (Unsplash/@martino_pietropoli)

Bagi kamu yang belum pernah mendengar apa itu sciophobia, ini merupakan salah satu jenis fobia atau jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut tidak rasional atau berlebihan terhadap bayangan.

Dalam artikel ini, Indozone akan membahas tentang apa itu sciophobia dan penyebab, gejala, dan cara mengatasi sciophobia.

Apa Itu Sciophobia?

Ilustrasi bayangan (optimistminds.com)

Seperti yang disebutkan di awal, sciophobia adalah suatu jenis fobia atau ketakutan terhadap bayangan, termasuk bayangan dirinya sendiri. Anehnya, rasa takut tersebut tidak beralasan.

Sciophobia berasal dari bahasa Yunani, di mana kata 'Scio' artinya bayangan. Orang-orang yang mengalami fobia ini akan merasa sangat takut dengan bayangan, sekalipun itu hanya di dalam pikirannya sendiri.

Mereka memikirkan jika bayangan tersebut dapat mengancam mereka. Sebab itulah, sciophobia dianggap sebagai ketakutan yang tidak logis. Karena seperti kita ketahui bahwa bayangan tidaklah berbahaya dan hanya merupakan proyeksi objek.

Sciophobia umum terjadi pada jenis fobia lainnya seperti phasmophobia (takut hantu), autophobia (takut sendirian), nyctophobia (takut malam hari), achluophobia (takut kegelapan) dan necrophobia (takut benda mati).

Kapan Sciophobia Memburuk?

Ilustrasi bayangan benda (Pexels/George Becker)

Ketakutan akan bayangan biasa terjadi pada bayi dan seiring waktu dapat memburuk pada tahun berikutnya, bahkan terbawa hingga dewasa.

Jika dibiarkan terus, kondisi ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Seseorang dengan sciophobia tidak dapat membedakan antara bayangan dan sentuhan realitas. Mereka akan menjerit, menangis, dan berusaha menghindari semua bayangan.

Ketika tidur pun, mereka lebih memilih di ruangan terang untuk menghindari pembentukan bayangan dari benda-benda yang ada di kamar.

Orang-orang dengan fobia ini membenci pertemuan sosial -terutama saat siang hari- karena ketakutan akan bayangan orang yang bergerak, membuat mereka cemas terus-menerus.

Kondisi fobia tersebut tentu mempengaruhi kehidupan sosial, profesional dan pribadi seseorang dan dapat menyebabkan mereka mengisolasi diri.

Penyebab dan Gejala Sciophobia

Ilustrasi bayangan diri sendiri (Unsplash/@martino_pietropoli)

Tidak ada penyebab pasti dari sciophobia, namun kombinasi peristiwa kehidupan yang traumatis di masa lalu dan genetik dapat memicu kondisi tersebut.

Para ahli percaya bahwa seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan kecemasan, rentan menderita jenis fobia aneh ini.

Alasan lain untuk sciophobia adalah adanya jenis fobia lain. Jika seseorang takut pada hantu atau waktu gelap, kemungkinan memicu ketakutan akan bayangan lebih besar.

Selanjutnya, gejala sciophobia dapat terlihat dari beberapa tanda, di antaranya:

  • Tidak percaya dengan kenyataan
  • Tingkat percaya diri yang rendah
  • Kurangnya pemikiran logis
  • Cemas mendadak saat melihat bayangan
  • Tidak dapat mengatasi emosi yang intens
  • Berkeringat atau gemetar karena takut
  • Detak jantung meningkat
  • Sesak napas
  • Mulut kering
  • Mual
     

Diagnosis dan Penanganan Sciophobia

Ilustrasi bayangan (Unsplash/@danielppolo)

Karena sciophobia kebanyakan dimulai pada masa kanak-kanak, penting bagi orang tua untuk terus memeriksa kebiasaan ketakutan anak.

Selain itu, jangan lupa berkonsultasi dengan ahli medis apabila kamu sebagai orang tua melihat gejala yang disebutkan di atas pada anak untuk diagnosis tepat dan penanganan dini.

Ada beberapa metode penanganan untuk sciophobia yang dapat membantu mengatasi jenis fobia terhadap bayangan ini, meliputi:

  • Konsumsi obat anti cemas untuk menurunkan tingkat kecemasan.
  • Terapi eksposur, penderita fobia dihadapkan langsung pada bayangan dan diberikan mekanisme coping untuk menghadapinya.
  • Terapi perilaku kognitif, membantu seseorang mengganti pikiran menakutkan dari bayangan mereka dengan ha-hal yang positif.
  • Terapi perilaku dialektis, membantu orang untuk menenangkan serta mengendalikan emosi mereka yang intens dan bertahap.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Tags
BERITA TERBARU

Sciophobia, Takut pada Bayangan: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Link berhasil disalin!