Ilustrasi ibu menyusui (Unsplash/Aliseenko)
Ibu yang sedang menyusui (busui) mempunyai kekhawatiran tersendiri dalam menjalankan ibadah puasa. Bayangan Air Susu Ibu (ASI) yang tidak lancar hingga kekurangan energi, kadang kerap menimbulkan kecemasan hingga ibadah menjadi tidak tenang.
Padahal menurut Dokter Spesialis Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Melisa Lilisari, SpA, Mkes, busui tetap bisa lancar berpuasa selama bulan Ramadhan asalkan makan sahur.
"Untuk memproduksi ASI dibutuhkan sejumlah energi yang didapat dari makanan yang terakhir dimakan, yakni saat sahur. Jadi ibu harus sahur," katanya seperti yang dikutip Indozone dari ANTARA, Jumat (1/4/2022).
Lebih lanjut, Melisa menjelaskan busui tak perlu khawatir ASI-nya menjadi tidak lancar selama berpuasa. Sebab jika energi yang didapatkan dari makanan sahur sudah habis, maka tubuh akan secara otomatis menggunakan energi dari cadangan lemak.
Alhasil busui pun bisa terus memproduksi ASI selama 12-14 jam ketika berpuasa. Proses ini akan berlangsung dengan baik terutama jika busui tersebut memiliki status nutrisi baik dan tidak ada penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi dan lainnya.
Baca juga: Puasa Bisa Turunkan Gejala Asam Lambung karena Makan Lebih Teratur
Meski begitu, Melisa tetap mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai busui. Misalnya saat berat badan turun drastis lebih dari 1 kg per minggu setelah puasa, maka sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter.
Selain itu, untuk memantau tanda akut dehidrasi akibat puasa, busui bisa melihat gejala yang muncul, di anatarnya seperti buang air kecil dan air urine berwarna kuning pekat serta berbau, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, lemas, mual, dan muntah.
"Ini gejala-gejala yang berkaitan dengan dehidrasi berat. Bila terjadi, maka ibu bisa mengasumsikan dirinya dehidrasi berat sehingga butuh cairan segera," tutur Melisa.
Adapun terkait efek puasa terhadap si kecil, secara umum sebenarnya tidak ada. Melisa menjelaskan puasa pada busui tidak akan membahayakan bayi selama nutrisi dan hidrasi ibu tercukupi seharian.
Menurut berbagai studi, bayi pun tetap bisa bertumbuh sebagaimana biasanya dengan parameter yang dinilai seperti berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala.
Namun, busui harus melihat juga usia bayi. Bayi yang berusia di bawah enam bulan dan masih mendapatkan ASI eksklusif mungkin berbeda kebutuhannya dengan bayi di atas usia itu yang sudah mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
"Karena itu, apabila bayi dibawah usia 6 bulan, ibunya ingin berpuasa, sebaiknya konsultasikan dulu (dengan dokter)," beber Melisa.
Melisa menambahkan selama berpuasa busui perlu mewaspadai sejumlah hal terkait bayi mereka, teruta,a soal pertumbuhan bayi yang dinilai secara akut dengan berat badannya.
Perhatikan apakah pada bayi terjadi kenaikan berat badan yang tidak optimal, malah turun atau muncul gejala akut tanda dehidrasi, seperti bayi tampak tidak puas setelah selesai menyusui, jarang buang air kecil (lebih dari 6 jam sekali), popoknya tidak basah dan pekat serta bayi tampak lemas atau tidak aktif sebagaimana biasanya.
Nah agar hal-hal ini tak terjadi, selama Ramadhan, busui perlu memperhatikan perhatikan nutrisi dan hidrasi saat sahur dan berbuka puasa.
Usahakan sahur dan berbuka dengan makanan bergizi sehingga asupan dan hidrasi tetap terjaga sebagaimana biasanya.
"Apa yang harus dikonsumsi saat berpuasa sebenarnya kebutuhan kalori, protein, lemak dan mineral sama saat sebelum berpuasa. Hanya mungkin plot waktu yang diutamakan saat sahur dan berbuka serta hidrasi semalaman," ucap Melisa.
Terakhir Melisa berpesan, busui hendaknya juga memperhatikan kebutuhan nutrisi harian. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks yang tinggi serat, cukup kalsium, tinggi protein hewani serta tinggi vitamin dan mineral.
Di sisi lain, perhatikan juga kondisi ibu seperti status nutrisi, aktivitas harian dan apakah ada penyakit yang menyertai. Kalau bisa, busui yang berpuasa menghindari aktivitas berlebihan dan cuaca panas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: