Felix saat memeriksakan kesehatannya usai terima transplantasi tangan. (Foto/Felix Gretarsson/SWNS)
Entah punya firasat apa, saat Felix Gretarsson tersengat listrik memperbaiki instalasi listrik rusak hingga membuatnya harus kehilangan kedua tangannya.
Kejadian 23 tahun silam itu membuatnya trauma. Pria 49 tahun itu masih ingat bagaimana rasanya anggota tubuhnya terbakar saat terkena sengatan listri yang mengalir pada 1998 di Kópavogur, Islandia.
Saat itu dia masih berusia 26 tahun, pada 12 Januari 1998, dikirim untuk memperbaiki instalasi listrik yang cukup besar dan mampu menerangi 500 rumah.
Ada kebingungan tentang seberapa jauh dia turun mengerjakan saluran listrik untuk sampai ke bagian yang perlu diperbaiki.
Saat itu dia mengambil kabel yang salah lalu tersengat listrik dan jatuh 32 meter ke tanah.
"Saya tidak ingat sampai bertahun-tahun kemudian, tetapi saya jatuh dan saya ingat satu-satunya hal yang saya rasakan adalah sakit di perut dan kebingungan," kata Felix.
Saat itu dia mengalami trauma. Dia merasakan tubuhnya mati usai tersengat listri dari daya yang cukup besar.
"Saya tidak merasakan tangan yang terbakar dan punggung yang patah. Itu benar-benar mengejutkan," katanya.
Selain mematahkan punggungnya di tiga tempat dan mematahkan lehernya, lengan Felix juga dibakar.
Dia terbangun dari koma usai tiga bulan. Dia terkejut kalau lengannya telah diamputasi.
Pada tahun 2007, Felix melihat iklan di televisi untuk kuliah di Universitas Islandia oleh seorang ahli bedah terkenal Dr Jean-Michel Dubernard.
Ahli bedah itu terkenal karena melakukan transplantasi tangan pertama yang berhasil pada tahun 1998.
Dia melacaknya lalu berhasil bertemu. Saat pertemuan itu ahli bedah itu mengatakan ada kemungkinan transplantasi lengan ganda bisa dilakukan, tetapi dia perlu pindah ke Prancis sehingga timnya bisa melakukan survei dan persiapan yang tepat.
Empat tahun kemudian,Dr Dubernard sang ahli bedah menerima permintaan Felix untuk melakukan transplantasi.
Felix pun kemudian melakukan meluncurkan kampanye penggalangan dana secara nasional di Islandia untuk membantu membayar operasi 200.000 euro atau senilai Rp 3,1 miliar.
Hingga akhirnya pada 2013, ia pindah dari Islandia ke Lyon di Prancis dan, pada 2017, pencarian pendonor potensial pun dimulai.
Akhirnya, pada 11 Januari 2021, dia mendapat telepon yang mengatakan ada donor ditemukan yang cocok untuknya.
"Saya menerima panggilan telepon sebelumnya, mengatakan bahwa kami memiliki calon donor tetapi ketika datang ke rumahnya. Keluarganya selalu menolak," katanya.
Saat itu Felix merasa kecewa, penantiannya untuk mendapatkan lengan baru nyaris patah arang.
"Kecewa karena mereka akan mengubur tangan itu, busuk di tanah untuk membusuk bukannya mendonorkannya, disitu aku hancur," ungkapnya.
Tetapi keesokan harinya, pada peringatan ke-23 tahun kecelakaan yang membuat tangannya diamputasi, dia pergi ke Rumah Sakit Edouard Herriot untuk menjalani transplantasi lengan dan bahu ganda dan menghabiskan waktu operasi selama 15 jam.
Setelah menjalani operasi, dokter memberitahunya kalau saraf mulai tumbuh rata-rata satu milimeter setiap hari.
Saat itu diperkirakan saraf akan mulai merangsang tangannya pada usia satu tahun akan mencapai siku. Sedangkan jari-jarinya diperkirakan baru bisa dua tahun.
"Saya telah mencapai satu titik di mana seharusnya tidak mungkin, kecuali tetap berusaha sekeras tenaga," katanya.
Felix tetap yakin usai transplantasi itu saraf-saraf di lengannya bakal bisa bekerja seperti halnya saat dia memiliki lengan dulu.
"Butuh waktu lama, tetapi hanya karena saya yakin itu akan terjadi, saya tidak tahu siapa yang akan melakukannya atau bagaimana, saya tidak tahu dari mana uang itu akan datang," sebutnya.
“Tetapi ketika tujuannya jelas, Anda selalu menemukan jalan. Terkadang hal buruk yang terjadi pada kita adalah alasan mengapa hal baik bisa terjadi pada kita lebih jauh," tambahnya lagi.
Felix mengatakan dalam perjalanannya pindah dari Islandia ke Perancis dia menemukan tambatan hatinya, istrinya sekarang.
"Jika saya tidak kehilangan tangan saya, saya tidak akan tinggal di Prancis bersama istri saya hari ini. Begitu banyak hal baik yang dapat Anda ambil dari ini - inilah yang membuat saya terus maju," sebutnya.
Felix mengatakan: "Selalu ada hikmah dalam segala hal."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: