Ilustrasi pria makan junk food. (Freepik/Wayhomestudio)
Ahli gizi menyebut bahwa sampai saat ini masih banyak orang yang tidak sadar mengalami gejala kolestrol dan hipertensi karena kebiasaan makan berlebihan.
Perlu diingat bahwa makan yang berlebihan bisa menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes hingga penyakit jantung.
"Over nutrition ini menyebabkan banyak penyakit dan orang banyak yang tidak sadar tidak ngeh. Ingat kemarin vaksin COVID-19 banyak yang enggak bisa karena pas ditensi, tekanan darahnya sampai 180 tapi enggak sadar karena enggak ada keluhan," kata ahli gizi dr. Ida Gunawan, M.S, Sp.GK, M.Kes(K), FINEM, dikutip dari Antara pada Selasa (11/10/2022).
Baca juga: Enggak Cuma Diabetes, Telat Makan Juga Bisa Tingkatkan Risiko Depresi
Menurut riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi hipertensi meningkat dari 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen pada 2018. Sementara itu, prevalensi diabetes untuk usia di atas 15 tahun pun naik dari 1,5 persen pada 2013 menjadi 2 persen pada 2018.
Untuk mencegah penyakit hipertensi dan diabetes diperlukan sebuah kesadaran mengubah kebiasaan makan.
Kemudian melewatkan waktu sarapan dan snack juga bisa membuat seseorang jadi kalap ketika makan siang. Nah, kebiasaan ini harus dihindari.
Makan berlebihan ini dapat membuat organ tubuh harus bekerja keras untuk mencerna makanan.
Baca juga: Kocak! Wanita Asal Sidrap Ditangkap Polisi Karena Sabu, Alibinya untuk Obat Kolestrol
Untuk porsi makan sehari-hari disarankan separuh piring diisi sayur buah, sepertiganya protein lauk hewani dan nabati, lalu seperempatnya dengan karbohidrat.
Karbohidrat sendiri bukan cuma nasi. Bisa diganti dengan kentang dan ubi.
Jadi, buat kamu yang memiliki kebiasaan makan berlebihan, sebaiknya segera diubah. Lakukan secara bertahap untuk menciptakan kebiasaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: