Ilustrasi situasi keramaian di tengah kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia. (Antara)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan 15 kasus subvarian Omicron BF.7 yang menjadi 'biang kerok' lonjakan kasus di China. Subvarian Omicron ini telah menyebar di sejumlah wilayah, termasuk di DKI Jakarta.
Adapun 15 kasus subvarian Omicron BF.7 di Indonesia, tersebar ke DKI Jakarta 7 kasus, Jawa Barat 1 kasus, dan Bali 7 kasus
Disebutkan bahwa, subvarian Omicron BF.7 memang menjadi salah satu faktor kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, namun kondisi pandemi masih terkendali. Saat ini, Kemenkes RI masih melakukan monitor terkait perkembangan subvarian tersebut.
"Masih terus kita monitor perkembangannya. Sementara pengawasan pintu masuk diperketat dan saat ini masih melakukan surveilans genomik untuk monitor," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, saat dikonfirmasi, Jumat (30/12/2022).
Baca Juga: Subvarian Omicron BF.7 Sudah Masuk Indonesia, Kemenkes: Kami Tidak Terlalu Khawatir
Terpisah, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan, dr Ngabila Salama, mengungkapkan, gejala COVID-19 Omicron BF.7 yang dilaporkan 7 pasien di DKI Jakarta, tergolong ringan.
"Gejala yang dikeluhkan pasien BF.7 adalah masih sama seperti varian sebelum-sebelumnya, demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, anosmia. Beberapa di antaranya ada yang mengalami sakit perut dan mual muntah," kata Ngabila.
Kabar baiknya, sebanyak 7 kasus subvarian Omicron BF.7 tersebut sudah dinyatakan sembuh setelah 10 hari menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: