Kategori Berita
Media Network
Rabu, 05 APRIL 2023 • 17:20 WIB

Belum Terdeteksi di Indonesia, Epidemiolog Imbau Warga Jangan Panik soal Varian Arcturus

Ilustrasi virus Arcturus (Freepik/kjpargeter)

Masyarakat diimbau tidak khawatir dan jangan panik terhadap subvarian baru Arcturus. Hal itu diungkap oleh Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr Iwan Ariawan MSPH.

Iwan mengatakan, berdasarkan hasil survei serologi, hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19.

"Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi," kata Iwan, seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (5/4/2023).

Dia menjelaskan, Arcturus atau XBB 1.16 ini merupakan subvarian baru dari Omicron yang penularannya cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat dan tingkat fatalitasnya lebih rendah, dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Delta.

Baca juga: Virus Omicron Baru Varian 'Arcturus' Terdeteksi di Singapura dan Brunei, Jakarta Aman?

Dari analisis kematian yang diakibatkan COVID-19, didapatkan bahwa seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian yang jauh lebih kecil terutama pada lansia.

"Jadi, vaksin ini sangat terlihat efeknya dan dari analisis yang kami lakukan, apapun vaksinnya hasilnya kurang lebih sama," ungkap Iwan.

Ilustrasi virus Arcturus (Freepik/kjpargeter)

Iwan mengatakan, jika seseorang melengkapi vaksinnya sampai booster kedua, maka antibodi di tubuhnya menjadi lebih kuat dan risiko kematian menjadi lebih rendah.

Dengan jenis vaksin COVID-19 yang tersedia di Indonesia, menurut Iwan, bisa menangkal subvarian baru Arcturus, karena variannya masih sama, yaitu Omicron.

Vaksin yang ada di Indonesia sudah terbukti efektif untuk menghadapi varian Omicron, dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian.

Selain vaksin, dia menjelaskan bahwa pencegahan terbaik lainnya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan harus memperhatikan kembali tempat di mana risiko penularan yang tinggi dan siapa saja yang berisiko sakit berat.

"Penularannya melalui droplet atau percikan air liur, sehingga tempat-tempat keramaian seperti di transportasi umum atau tempat serupa lainnya memiliki risiko penularan yang tinggi, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker. Hal ini untuk mencegah Arcturus maupun varian lainnya," terangnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid, karena jika orang tersebut terjangkit COVID-19 akan membuat penyakit bawaannya semakin parah.

Baca juga: COVID-19 Varian Arcturus Merebak Jelang Mudik, Pemerintah Bakal Lakukan Pengetatan?

Jika seseorang sudah terkena dan dinyatakan positif COVID-19, Iwan mengatakan hal pertama yang bisa dilakukan adalah isolasi mandiri kurang lebih selama lima hari, jika penderita memiliki gejala yang ringan, bukan lansia, dan tidak ada komorbid.

Sedangkan untuk pengobatannya, jika penderita hanya mengalami gejala ringan, maka cukup istirahat dan isolasi mandiri. Tapi, jika ingin meminum vitamin ataupun suplemen lainnya diperbolehkan.

"Berbeda jika penderitanya mempunyai gejala berat, komorbid, atau lansia maka harus diperiksa dan ditangani langsung oleh dokter untuk dilihat apakah penderita harus dirawat di rumah sakit atau bisa isolasi mandiri di rumah," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan bahwa sampai saat ini subvarian Arcturus belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

Varian Arcturus sendiri telah menyebar ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Belum Terdeteksi di Indonesia, Epidemiolog Imbau Warga Jangan Panik soal Varian Arcturus

Link berhasil disalin!