Dokter Christopher Andrian mengingatkan susu oat belum tentu dapat menurunkan berat badan.
INDOZONE.ID - Dokter Spesialis Gizi Klinik yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, dr. Christopher Andrian, mengingatkan masyarakat yang mengonsumsi susu oat untuk menurunkan berat badan. Menurutnya, susu oat belum tentu membantu dalam proses penurunan berat badan, mengingat komposisinya adalah karbohidrat.
"Lihat komposisinya. Oat itu (komposisinya) karbohidrat yang mendominasi. Kalau dibikin susu, susunya tinggi akan karbohidrat," ujar Christopher di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Lebih parah, kata dia, jika orang yang mengonsumsi susu oat justru menamahkan oat lagi sebagai campurannya. Tentu saja hal ini akan membuat asupan karbohidrat yang dikonsumsi menjadi lebih banyak.
"Kebayang enggak karbohidrat plus karbohidrat, sama dengan makan nasi goreng pakai nasi putih," kata Christopher.
Baca Juga: Menguak Diet Mediterania, Bisa Cegah Alzheimer dan Demensia Menurut Studi Ilmiah
"Turun enggak berat badan? Enggak, karena karbohidratnya banyak sekali di situ," tambahnya.
Christopher juga mengingatkan bahwa susu oat seringkali tinggi gula.
Christopher tak mempermasalahkan bila orang-orang yang ingin menurunkan bobot memilih susu rendah lemak. Hanya saja, ia mengingatkan untuk lebih dulu menghitung kebutuhan nutrisi harian, termasuk kebutuhan kalori dan protein.
"Untuk orang yang diet susu rendah lemak, boleh, karena proteinnya tinggi. Selama dia masih restriksi kalorinya, enggak masalah. Hati-hati dengan snack siangnya, sorenya," kata dia.
Baca Juga: Konsumsi Susu Kedelai Bisa Bikin Endometriosis Makin Parah? Ini Penjelasan Dokter
Terkait upaya menurunkan berat badan, Kementerian Kesehatan menyarankan penurunan maksimal 2 kilogram per bulan atau 1/5 kg per minggu dengan mengurangi asupan energi 500 kalori per hari. Contohnya, jika kebutuhan kalori dalam sehari sebesar 2.283 kalori dikurangi 500 kalori maka asupan harian yang dibutuhkan adalah 1.783 kalori.
Selain itu, orang-orang perlu juga meningkatkan aktivitas fisik misalnya dengan mulai menggunakan tangga dan berjalan lebih jauh dari tempat parkir serta akhir minggu melakukan aktivitas bersama keluarga.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ANTARA