Ilustrasi luka terbuka diplester.
INDOZONE.ID - Saat terluka, seringkali kita langsung menutupnya dengan plester. Biasanya luka itu dibiarkan tertutup selama 24 jam, bahkan lebih. Namun ternyata hal itu tidak dianjurkan lho.
Pakar kesehatan dr. Gia Pratama mengatakan, mereka yang mengalami luka terbuka, misalnya akibat jatuh, tidak perlu menutupnya dengan plester selama 24 jam.
"Ditutup tidak mesti 24 jam. Kalau tidak terekspos boleh dibuka. (Ditutup agar) jangan basah kena air karena di dalam air ada bakterinya," ujar dr. Gia Pratama seperti dilansir Antara, Rabu (12/7/2023).
Menutup luka memang membantu menjaga area kulit yang terluka menjadi lembab, dan mempercepat pemulihan. Namun, bukan berarti seseorang harus terus mengenakan perban atau plester luka dan tidak melepasnya, apalagi sampai 24 jam.
Baca Juga: Sering Dilakuin, Pakai Odol saat Kena Cipratan Minyak Ternyata Bisa Memperparah Luka
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga merekomendasikan untuk melepas perban dan memeriksa tanda-tanda infeksi setiap 24 jam. Orang-orang juga diingatkan agar menjaga luka tetap kering selama penyembuhan.
Gia menambahkan, sebelum melakukan perawatan pada luka terbuka, sebaiknya seseorang memastikan kondisi tangannya bersih dengan mencucinya terlebih dulu dengan air. Setelahnya, periksa ada atau tidaknya pendarahan.
"Lihat ada pendarahan atau tidak, kalau ada ditutup jangan sampai mengalir terus (darahnya). Kalau terus mengalir bawa ke rumah sakit, biasanya langsung dijahit," kata Gia.
Sebaiknya, bersihkan luka dengan air mengalir. Antiseptik juga bisa digunakan, misalnya yang berbahan dasar povidone iodine, karena diketahui mencegah terjadinya infeksi pada luka, sekaligus cairan pembersih sebelum tindakan medis.
Baca Juga: Giat Olahraga, Ini Tips Ala Atta Halilintar untuk Atasi Luka saat Bermain Bola
"Pada luka, yang rusak itu kulit, sehingga benteng terbuka, bakteri gampang masuk. Itulah gunanya antiseptik, mencegah bakteri tembus," ungkapnya.
Povidone iodine juga diketahui memiliki efektivitas tinggi dan kompatibilitasnya pada kulit bagus, sehingga hanya melindungi dan tidak membuat sel sehat menjadi iritasi.
"Tujuan merawat kulit yang luka agar sel-sel bisa beregenerasi menjadi sel baru, tidak terganggu bakteri," sambungnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Antara