Ilustrasi korban Black Death, wabah kematian yang tewaskan puluhan juta orang
INDOZONE.ID - Jauh sebelum COVID-19, ada sebuah wabah bernama Black Death atau wabah kematian hitam yang merenggut nyawa puluhan juta orang.
Wabah Black Death yang melanda Eropa, Afrika, dan Asia, dari tahun 1346 hingga 1353 itu diperkirakan memakan korban lebih dari 75 juta orang.
Black Death yang kemungkinan besar disebarkan melalui kapal dagang, muncul di Eropa pada Oktober 1347 silam.
Saat itu, ada 12 kapal berlabuh di pelabuhan Messina di Sisilia.
Banyak Pekerja Kapal Tewas
Ilustasi kapal dagang
Sebelum berlabuh, sebenarnya banyak orang Eropa mendengar desas-desus soal wabah yang terjadi di jalur perdagangan Timur Dekat dan Timur Jauh.
Di awal tahun 1340-an, wabah yang diperkirakan berasal dari Asia 2.000 tahun yang lalu ini, sudah menyerang daerah Tiongkok, India, Persia, Suriah dan Mesir.
Saat berlabuh, orang-orang yang berkumpul di dermaga dibuat syok, karena melihat banyak pekerja di kapal tewas.
Baca Juga: UNICEF Ingatkan Wabah Kolera di Afrika Darurat Bagi Anak-anak dan Berisiko Tinggi
Sedangkan yang masih hidup mengalami sakit parah.
Tubuhnya dipenuhi bisul hitam yang mengeluarkan darah dan nanah.
"Pada awal penyakit, terjadi pembengkakan tertentu baik di selangkangan atau bawah ketiak yang kemudian membesar sebesar apel biasa hingga telur. Ada yang lebih besar dan kecil seperti bisul," ungkap penyair Italia, Giovanni Boccaccio.
Darah dan nanah tersebut merembes keluar, diikuti sejumlah gejala seperti demam, menggigil, muntah, diare, serta rasa nyeri luar biasa.
Black Death Menyebar
Ilustrasi tikus salah satu penyebab Black Death
Pihak berwenang Sisilia sebenarnya sudah memerintahkan kapal tersebut keluar dari pelabuhan, namun terlambat.
Wabah yang disebarkan oleh bakteri Yersinia Pestis ini membunuh puluhan juta nyawa.
Bakteri tersebut berpindah dari orang ke orang melalui udara, sentuhan pada pakaian, serta gigitan kutu dan tikus yang terinfeksi.
Hama ini mudah ditemukan hampir di semua tempat di Eropa di abad pertengahan.
Namun hama ini ada di segala jenis kapal, sehingga mudah menyebar kepada orang, serta dari satu kota ke pelabuhan lainnya di Eropa.
Setelah Messina, Black Death menyebar ke pelabuhan Merseilles di Perancis dan pelabuhan Tunis di Afrika Utara.
Wabah juga menyebar ke Roma dan Florence.
Di pertengahan tahun 1348, Black Death melanda Paris, Bordeaux, Lyon dan London.
Tidak ada yang tau persis bagaimana Black Death ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Dipercaya sebagai Hukuman Tuhan
Bisul (Wikipedia)
Karena banyak yang tidak memahami biologi penyakit ini, banyak orang percaya Black Death adalah hukuman dari Tuhan.
Mereka percaya wabah ini adalah pembalasan dari Tuhan terhadap keserakahan, penghujatan, pencabulan, dan keduniawian.
Baca Juga: WHO Laporkan Wabah Virus Marburg di Afrika, Dokter: Berpotensi Pandemi dan Mematikan
Atas dasar itu, mereka berpikir satu-satunya cara untuk mengatasi Black Death adalah mendapatkan pengampunan Tuhan.
Beberapa orang percaya, untuk menghentikan wabah ini dilakukan dengan pembersihan kelompok dari pembuat onar.
Akibatnya, ribuan orang Yahudi dibantai pada tahun 1348-1349.
Beberapa orang juga mengatasi teror dan ketidakpastian Black Death ini dengan menyerang tetangga sendiri.
Wabah Tidak Benar-benar Berakhir
Ilustrasi kapal untuk isolasi Black Death
Black Death kabarnya tidak pernah benar-benar berakhir, dan kembali lagi beberapa tahun ke depan.
Namun pejabat di kota pelabuhan Ragus bisa memperlambat penyebaran wabah mematikan ini.
Mereka mengisolasi para pelaut yang datang, sampai diketahui dengan jelas apakah mereka mengidap penyakit tersebut.
Bak COVID-19, mereka juga mengisolasi penderita Black Death, guna memperlambat penyebarannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: