UNICEF Ingatkan Wabah Kolera di Afrika Darurat Bagi Anak-anak dan Berisiko Tinggi

Seorang anak di Malawi menerima pengobatan kolera dari petugas kesehatan di rumah sakit pedesaan Chilumba (UNICEF/UN0711207)

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan, wabah kolera di wilayah Afrika Timur dan Selatan bukan sekadar wabah, namun keadaan darurat bagi anak-anak.

UNICEF dalam sebuah pernyataan, meminta pendanaan yang fleksibel untuk membantu melindungi lebih banyak anak-anak dan masyarakat yang membutuhkan, serta merancang sistem yang kokoh untuk melindungi anak-anak di masa depan.

"Bagi anak-anak, risikonya sangat tinggi," isi dalam pernyataan UNICEF.

UNICEF mengingatkan, kebutuhan bagi masyarakat wilayah timur dan selatan Afrika yang terdampak saat ini semakin meningkat.

Baca juga: Waspada Kolera! Tujuh Orang Meninggal Dunia di di Port-au-Prince Haiti

Lembaga tersebut mengajukan permintaan dana sebesar 171 juta dolar AS atau sekitar Rp2,6 triliun, untuk merespon peningkatan kebutuhan bagi sebanyak 28 juta jiwa termasuk anak-anak dan keluarga di wilayah yang terkena penyakit kolera.

Dana itu akan dialokasikan untuk air minum, sanitasi dan kebersihan, kesehatan, komunikasi risiko, nutrisi, perlindungan anak dan layanan pendidikan bagi wanita dan anak-anak yang terdampak oleh wabah.

Dikatakan saat mitra dermawan telah menyumbang sebesar 18,3 juta dolar AS (sekitar Rp276 miliar) untuk mendukung penanganan kolera, kesenjangan pendanaan regional perlu segera dijembatani untuk memperluas penanganan yang efektif.

"Bantu kami membasmi kolera dan memindahkan beban ini dari anak-anak dan keluarga yang sudah terlalu banyak menderita," kata UNICEF.

Wabah kolera terburuk yang melanda kawasan itu selama bertahun-tahun telah dilaporkan di 11 negara termasuk Burundi, Ethiopia, Kenya, Malawi, Mozambik, Somalia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Tanzania, Zambia dan Zimbabwe.

Baca juga: Wabah Kolera Menyebar di Suriah, 29 Orang Meninggal Dunia

Sedikitnya tercatat ada 67.822 kasus kolera dengan 1.788 di antaranya meninggal dunia, menurut data terbaru lembaga PBB.

Epidemi kolera saat ini menyebar dalam konteks peristiwa iklim ekstrem seperti kekeringan parah di Tanduk Afrika, serta badai musim hujan dan tropis di selatan Afrika, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Artikel Menarik Lainnya:

• Awas Penyakit Anak di Musim Hujan, Mulai dari Tipus hingga Kolera dan Disertai COVID-19
• Vaksin Kolera yang Dibuat Dari Beras telah Lulus Uji Coba Manusia pada Tahap 1
• Studi: Peningkatan Smartphone Selama COVID-19 Berkolerasi dengan Kesehatan Mental