Mati bayi enam bulan asal Thailand yang berubah dari coklat tua jadi biru cerah
INDOZONE.ID - Mata seorang bayi laki-laki berusia enam bulan, berubah dari coklat tua menjadi biru cerah usai diberi obat COVID-19.
Dikutip dari New York Post, bayi asal Thailand itu awalnya mengalami demam dan batuk seharian, dan didiagnosis mengidap COVID-19.
Setelah itu, si bayi diberi resep favipiravir, pengobatan antivirus yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand tahun 2022 untuk anak-anak dengan gejala ringan hingga sedang.
Keanehan muncul 18 jam setelah pengobatan. Sang ibu melihat mata anaknya yang awalnya coklat tua berubah menjadi biru cerah.
Baca Juga: Cara Mengenali dan Mengatasi COVID-19 di Masa Endemi, Tetap Prokes!
Sang ibu yang panik pun langsung menghubungi dokter dan diminta untuk segera menghentikan pengobatan. Barulah sekitar lima hari, warna biru itu memudar dan kornea mata si bayi kembali ke warna semula.
Dokter yang memeriksa anak itu menyebut jika kornea matanya sudah bersih dan tidak ada warna kebiruan. Tidak ditemukan juga endapan pigmen biru di permukaan iris matanya.
Mati bayi enam bulan asal Thailand yang berubah dari coklat tua jadi biru cerah
Para ahli bingung kenapa favipiravir menyebabkan perubahan warna, tapi mereka menduga adanya fluoresensi, kemampuan zat tertentu yang memungkinkan untuk menyerap serangkaian gelombang tertentu, dan memancarkan radiasi ke lingkungan.
"Mungkin disebabkan oeh obat, metabolitnya atau komponen tablet tambahan seperti titanium dioksida dan oksida besi kuning," kata ahli.
Baca Juga: Ibu Negara Amerika Serikat Jill Biden Positif COVID-19 di Tengah Kasus Meningkat
Efek samping yang paling umum dari favipiravir ialah hiperurisemia ringan (peningkatan kadar asam urat), diareo, neutropenia (penurunan kadar neutrofil sel darah putih, yang menyebabkan sekitar 20 persen reaksi tidak bagus.
Beruntung, tidak ada kerusakan apapun pada penglihatan bayi enam bulan tersebut. Gejala COVID-19 yang dialami pun teratasi dengan baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: New York Post