Ilustrasi bayi. (Freepik/onlyyouqj)
INDOZONE.ID - Sejumlah mitos terkait kegiatan yang dilakukan pada bayi newborn atau baru lahir, masih kerap dilakukan beberapa orang tua baru. Hal itu dilakukan lantaran mereka mengikuti apa kata orang-orang zaman dulu.
Padahal, tidak semua mitos atau kegiatan yang dilakukan orang zaman dulu, bisa diterapkan pada anak saat ini. Sebab, jika salah melakukannya, bayi newborn yang masih rentan tersebut, bisa celaka.
Nah berikut ini, ada beberapa hal yang perlu orang tua baru hindari saat merawat bayi newborn, dikutip dari berbagai sumber:
Baca Juga: Diduga Baby Blues, Seorang Ibu Nyaris Buang Bayi di Stasiun Kereta
1. Bedong Bayi
Ilustrasi bayi newborn di bedong.
Umumnya, membedong bayi newborn boleh-boleh saja, dengan tujuan agar si kecil tetap merasa hangat. Namun, membedong bayi dilarang jika kain yang dililitkan ke bayi terlalu kencang, dipakai kelamaan, dan memaksakan kakinya lurus.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), semua bayi lahir ke dunia dengan kondisi lutut bengkok. Artinya, kedua tumit saling mendekat dan kedua lutut saling menjauh membentuk huruf O.
Namun, kondisi ini akan berangsur kembali normal dengan sendirinya, sampai usia anak 3 tahun. Kaki bengkok tersebut disebabkan posisi bayi saat di rahim meringkuk.
Mitos jika bayi newborn dibedong agar kakinya tidak bengkok, belum ada penelitian yang tepat. Justru, jika membedong bayi newborn terlalu kencang dan kaki dipaksa lurus, berisiko terkena displasia pinggul.
Dikutip dari Healthline, displasia pinggul atau developmental dysplasia of hip merupakan kondisi di mana sendi peluru (bola dan rongga) pada pinggul, gagal berkembang secara normal. Umumnya, kondisi ini dapat terjadi sebelum kelahiran atau pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Displasia pinggul yang tidak segera ditangani, akan menyebabkan gangguan gerak pada bayi seperti pincang, nyeri, dan osteoarthritis pinggul dan punggung.
Baca Juga: Tega! Bayi Dipaksa Cium Ikan Hidup untuk Atasi Speech Delay, Emang Ngaruh?
2. Pakai Kain Gurita di Perut
Ilustrasi kondisi perut bayi newborn tanpa gunakan gurita.
Hal lain yang dilarang dilakukan pada bayi newborn adalah memakaikan kain gurita dengan kencang. IDAI pun sudah melarang penggunaan kain lilit itu, karena dinilai tidak ada manfaatnya untuk kesehatan bayi.
Bahkan hingga saat ini, tidak ada satu pun penelitian medis yang mampu membuktikan kegiatan tersebut. Berbagai mitos soal pemakaian kain gurita pada bayi newborn juga tidak terbukti.
Dilansir dari Kids Health, ukuran perut bayi yang tampak besar, penuh, dan membulat adalah hal yang wajar. Sebab, otot perut bayi masih belum sempurna sehingga dorongan dari dalam perut dapat membuat perut bayi tampak menonjol.
Seiring bertambahnya usia, perut bayi yang tampak besar seperti penuh ini, akan mengempis dengan sendirinya.
Tidak hanya itu, pada dasarnya, sistem pernapasan bayi belum sempurna, dan bayi newborn lebih sering menggunakan otot-otot perutnya untuk bernapas. Sehingga, lilitan kain gurita yang terlalu ketat di bagian perut, sudah pasti akan mengganggu pernapasan bayi.
Baca Juga: Moms, Ini Loh Ciri-ciri Bayi Alami Diare Akibat Rotavirus
3. Memberikan Air Mineral (Bayi 0-6 bulan)
Ilustrasi bayi diberikan air mineral.
Bayi newborn sebaiknya diberikan asupan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Sehingga, pemberian air mineral pada bayi newborn sebaiknya tidak dilakukan.
Sebab, hal itu bisa memicu intoksikasi air (keracunan air), diare, hingga perut kembung. Bayi disarankan minum air mineral jika sudah mulai memasuki usia 6 bulan atau sejak dimulainya proses makan pendamping ASI (MPASI).
4. Memberikan Makanan di Bawah Usia 6 Bulan
Ilustrasi bayi diberikan makan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP), menyarankan agar bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun, termasuk air putih.
Hal tersebut lantaran sistem pencernaan bayi newborn yang belum sempurna menerima makanan atau cairan selain ASI. Bayi pun akan mendapat cukup kekebalan tubuh dan terpenuhi zat gizinya walau hanya diberi ASI saja.
Sehingga, tidak disarankan bayi newborn diberikan makanan apapun. Entah itu pisang, bubur bayi, dan lain-lain. Sebab, pemberian makan kepada bayi newborn akan mengakibatkan gangguan lambung, usus, diare, bahkan kehilangan nyawa.
Baca Juga: Awas Moms, Jangan Ganggu Masa Golden Age Bayi karena Ruam Popok
5. Memberikan Madu di Bawah 1 tahun
Ilustrasi bayi diberikan madu.
Banyak orang tua beranggapan, memberikan madu pada bayi newborn dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindarkan dari penyakit. Padahal, teori itu justru bisa mencelakai si kecil.
Madu mengandung bakteri clostridium botulinum yang tentu saja tidak baik untuk bayi newborn. Sebab, sistem pencernaan bayi itu masih belum sempurna dan akan memicu risiko infant botulism (penyakit botulisme pada bayi).
Infant botulism terjadi akibat toksin yang diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum. Toksin botulinum yang masuk ke saluran cerna bayi akan menyerang sistem saraf bayi, dan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia.
6. Bayi Dipakaikan Bedak
Ilustrasi bayi diberikan bedak tabur.
Kamu mungkin pernah lihat, beberapa bayi newborn wajahnya begitu putih dan kadang ‘berantakan’ lantaran dipakaian bedak. Padahal, tanpa bedak pun bayi akan tetap tampil cantik atau ganteng, dan tentu saja menggemaskan.
Bagi bayi yang punya kulit rentan, bisa berisko teriritasi atau menimbulkan ruam hingga meracuni pernapasannya.
Dikutip dari jurnal American Academy of Pediatrics (AAP) dengan judul Baby Powder - A Hazard oleh Howard C Mofenson dkk menyebutkan, kandungan zinc dan talc dalam bedak tabur bisa meracuni pernapasan bayi jika terhirup.
7. Mengguncang Bayi dengan Keras
Ilustrasi bayi digendong dan diguncangkan.
Beberapa orang mungkin tampak gemas saat melihat dan menggendong bayi newborn. Lalu secara sadar atau tidak, beberapa di antaranya menggendong sembari mengguncang atau mengayunkan si kecil dengan keras.
Dilansir dari situs Kemenkes RI, perilaku itu dapat memicu risiko Shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang). Kondisi ini dapat mengakibatkan pendarahan retina mata, pendarahan otak, dan pembengkakan otak.
Sebab, bayi newborn memiliki otak yang masih lunak, pembuluh darah yang tipis, dan otot leher yang lemah. Ketika mendapatkan guncangan yang kuat, misalnya karena diayun keras atau dilempar ke udara saat bermain, leher bayi belum bisa menyanggah kepalanya dengan baik.
Hal itu, bisa membuat kepalanya terhentak ke depan dan belakang dengan cepat. Sehingga, dapat menyebabkan otak bayi terguncang di dalam tempurung kepala.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Speech Delay di Rumah
Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu ibu baru harus perhatikan selama merawat bayi newborn. Jangan sampai, anak yang sudah dinantikan selama ini, mengalami gangguan dalam pertumbuhannya.
Setiap orang tua punya cara masing-masing untuk merawat dan mendidik anaknya. Namun, tetap konsultasikan kepada dokter atau ahlinya, dalam memantau tumbuh kembang sang buah hati, ya!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber