Kategori Berita
Media Network
Kamis, 05 OKTOBER 2023 • 20:04 WIB

Awas! Keseringan Begadang Bisa Bikin Hati Rusak

 

Ilustrasi begadang. (medicalnewstoday.com)

INDOZONE.ID - Setiap orang membutuhkan tidur yang cukup pada malam hari. Hal itu untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan tidak mudah sakit.

Sebab, jika kamu mengalami kurang tidur akibat terlalu sering begadang. Bisa menimbulkan sejumlah risiko yang dapat merusak hati.

"Tidur adalah basic manusia, paling tidak tujuh sampai delapan jam sehari pada malam hari. Kalau badan dipaksa berubah, jam tidurnya menjadi bangun, maka dapat mengganggu fungsi metabolisme tubuh," ucap dr. Reisa Broto Asmoro, dikutip Indozone dalam webinarnya baru-baru ini.

Reisa menambahkan, kebiasaan begadang dapat mengganggu fungsi organ tubuh. Yang mana seharusnya sejumlah organ tubuh seperti hati, diistirahatkan pada malam hari agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Jangan Sering Begadang, Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas

"Karena bagaimana pun, tidur itu untuk kita recharge lagi, kalau fungsi tubuh mau optimal, ya, tidurnya harus cukup," katanya.

Dokter Reisa Broto Asmoro (Instagram/@reisabrotoasmoro)

Dokter yang juga Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini bilang, sejumlah penelitian membuktikan, kebiasaan begadang dapat menimbulkan risiko kerusakan hati. Salah satunya yaitu, hati yang tidak mampu lagi menyaring racun atau detoksifikasi pada tubuh.

Racun yang menumpuk, kata dr. Reisa Broto Asmoro, dapat menyebabkan sejumlah permasalahan pada hati. Mulai dari hepatitis, sirosis hati, perlemakan hati, hingga kanker hati.

"Maka, harus tidur yang cukup di malam hari, paling tidak dalam satu siklus tidur, tubuh kita masuk fase deep sleep (tidur nyenyak) sebanyak dua sampai tiga kali," tuturnya.

Baca Juga: Waspada! Milenial dan Gen Z yang Doyan Begadang Bisa Kena Hipertensi

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Ratna Budi Hapsari, juga ikut berpendapat.

dr. Ratna mengatakan, survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013 mencatat sebanyak 7,1 persen masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Sementara sekitar satu persen masyarakat terinfeksi hepatitis C.

"Menariknya, 80-90 persen orang yang terinfeksi hepatitis tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi, sehingga tidak mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya.

Ilustrasi - Penyakit hepatitis. (FOTO ANTARA/HO-RSUD Kota Bogor).

Oleh karena itu, Ratna menyatakan, Kemenkes saat ini tengah berupaya dalam melakukan upaya promotif dan preventif, berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Lalu ada juga program imunisasi hepatitis, serta pencegahan di tingkat keluarga dengan melakukan skrining.

Selain itu, uji saring darah juga diterapkan sebelum dapat ditransfusikan kepada yang membutuhkan. Melalui sejumlah hal tersebut, Ratna berharap, prevalensi hepatitis, serta sejumlah penyakit hati lainnya di Indonesia dapat ditekan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: ANTARA

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Awas! Keseringan Begadang Bisa Bikin Hati Rusak

Link berhasil disalin!