Ilustrasi operasi kanker oayudara. (Freepik)
INDOZONE.ID - Pejuang kanker payudara sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan. Karena banyaknya penggunaan obat yang dapat menimbulkan efek samping.
Beragam pengobatan kanker harus dilalui pasien dari mulai prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, atau kombinasi dari metode-metode tersebut. Semuanya bisa mengakibatkan efek samping yang harus diminimalisir.
Spesialis Bedah Onkologi dr. Yadi Permana, Sp.B(K)Onk menjelaskan, terapi hormon menjadi jenis pengobatan kanker yang melibatkan penggunaan obat. Pengobatan ini mampu memblokir efek hormon yang mendorong pertumbuhan sel kanker.
"Hormon seperti estrogen dan progesteron dapat merangsang pertumbuhan beberapa jenis kanker payudara. Maka, terapi hormon mengurangi kadar hormon-hormon ini atau mencegahnya bekerja,” ujarnya pada perayaan Breast Cancer Awareness Month Kalbe Farma di White Collar SCBD, Jakarta Selatan.
Spesialis Bedah Onkologi dr. Yadi Permana, Sp.B(K)Onk dan rekannya. (Istimewa)
dr Yadi menambahkan, pengobatan kanker payudara juga mempengaruhi organ reproduksi, gambaran mengenai diri, dan intimasi dengan pasangan. Bahkan, semakin muda seseorang mendapatkan terapi kanker, semakin tinggi juga risiko untuk terkena gangguan seksual.
Ada lagi risiko yang dihadapi pejuang kanker, mereka rentan mengalami early menopause. Namun pencegahan dapat dilakukan selama pemulihan.
Baca Juga: 4 Jenis Buah Ini Bisa Cegah Kanker Payudara seperti yang Diidap Nunung, Apa Saja?
"Selama terapi, pejuang kanker payudara sangat bisa mengalami perubahan hormonal. Akibatnya, dapat menyebabkan depresi dan kecemasan," bebernya.
Menjaga nutrisi pasien kanker payudara diperlukan karena kondisi kesehatannya yang menurun. Kehilangan nafsu makan juga bisa saja terjadi.
Karena itu, susu bisa jadi pengganti bagi mereka yang sedang berjuang melawan kanker.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: