INDOZONE.ID - Dalam dunia kuliner, keju sering dianggap sebagai simbol kemewahan dan kenikmatan. Namun, di balik citranya yang mewah, terdapat sejumlah mitos tentang keju.
Dari dampaknya terhadap kesehatan hingga cara membuatnya, mari kita jelaskan lima mitos umum tentang keju.
Salah satu mitos yang sering tersebar adalah bahwa keju tidak cocok untuk orang yang intoleran terhadap laktosa. Kandungan laktosa dalam keju menjadi alasan bagi sebagian orang untuk menghindarinya.
Namun, kenyataannya adalah bahwa proses pembuatan keju secara alami mengurangi kadar laktosa dalam produk tersebut, membuatnya lebih mudah dicerna oleh sebagian besar orang yang biasanya sulit mencerna laktosa.
Selama ini, banyak yang mengira bahwa butiran renyah yang terdapat dalam keju tua adalah kristal garam. Butiran tersebut sebenarnya terdiri dari asam amino, seperti tirosin atau leusin, yang terbentuk saat protein dalam keju terurai selama proses pematangan.
Baca Juga: Keju dan Kesehatan: Menyelami Manfaat Gizi yang Tersembunyi di Balik Kelezatan Melting-nya
Tidak sedikit yang percaya bahwa keju yang ber-mentega dan memiliki tekstur lembut, seperti triple crème, memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih tinggi daripada keju keras.
Namun, kelembutan keju lebih banyak dipengaruhi oleh kadar airnya daripada kandungan lemaknya. Keju lembut memiliki lebih banyak air, yang memberikan tekstur yang khas, bukan karena kandungan lemak yang tinggi.
Keberadaan keju dari susu mentah sering kali dipandang sebagai masalah aman tidaknya untuk dikonsumsi, terutama bagi wanita hamil. Mitos ini sering kali membuat orang ragu untuk menikmati keju yang berasal dari susu mentah, karena khawatir akan risiko infeksi bakteri. Namun, dalam kenyataannya, proses pembuatan keju dari susu mentah dapat dikendalikan secara ketat, sehingga risiko infeksi dapat diminimalkan dengan baik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Fairfieldcheese.com