Pentingnya Tindakan Dini untuk Kesembuhan Optimal. (Freepik)
INDOZONE.ID - Kanker kelenjar ludah merupakan jenis kanker yang jarang terjadi, menyumbang kurang dari 1% dari seluruh kasus kanker secara global.
Meskipun demikian, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Berdasarkan data dari ACTC Health, pemahaman yang lebih mendalam mengenai gejala, diagnosis, dan metode pengobatan, dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi dan menangani penyakit ini secara efektif.
Beberapa faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker kelenjar ludah antara lain usia di atas 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan adanya paparan radiasi pada area kepala dan leher.
Selain itu, faktor lainnya adalah riwayat keluarga dengan kanker serupa, serta paparan terhadap bahan kimia tertentu seperti karet dan asbes.
Baca Juga: Mengenal Kanker Kelenjar Ludah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Gejala awal yang perlu diwaspadai meliputi munculnya benjolan atau pembengkakan di area wajah, leher, atau mulut, mati rasa pada sebagian wajah, kesulitan menelan, dan nyeri yang persisten pada area tersebut.
Deteksi dini kanker kelenjar ludah melibatkan serangkaian pemeriksaan medis yang komprehensif.
Pemeriksaan fisik awal dilakukan untuk mengidentifikasi adanya benjolan atau kelainan pada kelenjar ludah.
Selanjutnya, tes pencitraan seperti CT scan, MRI, dan PET scan, digunakan untuk mendapatkan gambaran detail mengenai ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor.
Biopsi juga dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari area yang dicurigai untuk analisis mikroskopis, memastikan diagnosis dan menentukan jenis serta tingkat keganasan kanker.
Kanker kelenjar ludah diklasifikasikan ke dalam empat tahap berdasarkan ukuran tumor dan tingkat penyebarannya:
Tumor berukuran ≤2 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Actchealth.com