Ilustrasi paracetamol dan lansia. (freepik.com)
INDOZONE.ID - Paracetamol, obat pereda nyeri yang umum digunakan dan tersedia secara bebas, telah lama dianggap aman untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang serta demam.
Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan jangka panjang paracetamol pada lansia dapat berbahaya. Berikut diantaranya.
Ilustrasi penelitian bahaya paracetamol. (freepik.com)
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Nottingham, Inggris, menganalisis data kesehatan lebih dari 180.000 lansia berusia 65 tahun ke atas.
Rata-rata usia partisipan adalah 75 tahun, dan mereka telah diresepkan paracetamol lebih dari dua kali dalam periode enam bulan.
Data ini dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari lebih dari 400.000 individu tanpa penggunaan berulang paracetamol. Hasilnya sebagai berikut:
Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang paracetamol tidak seaman yang selama ini dipercayai, terutama untuk lansia.
Baca Juga: 6 Pertanyaan Umum Seputar Paracetamol Beserta Penjelasannya
Ilustrasi nyeri sendi (medicalnewstoday.com)
Paracetamol sering menjadi pilihan utama untuk mengobati osteoartritis, suatu kondisi kronis yang ditandai dengan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan akibat kerusakan tulang rawan.
Dibandingkan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), paracetamol dianggap lebih aman karena memiliki risiko lebih rendah terhadap perdarahan gastrointestinal dan masalah kardiovaskular.
Namun, penelitian baru ini menantang anggapan tersebut. Dr. Weiya Zhang dari Fakultas Kedokteran Universitas Nottingham menekankan bahwa efektivitas paracetamol sebagai pereda nyeri sebenarnya minimal, sementara risiko jangka panjangnya dapat melebihi manfaatnya.
Baca Juga: Studi Ungkap Paracetamol Punya Efek Samping Aneh: Buat Orang Gak Rasakan Emosi Negatif
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com