INDOZONE.ID - Para peneliti di Universitas Stanford, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan vaksin berbentuk krim, untuk mengatasi rasa sakit dan efek samping seperti bengkak saat diberikan vaksin melalui suntikan.
Selain itu, penggunaannya juga lebih mudah, hanya cukup dioleskan saja pada kulit.
Penemuan ini tercapai setelah para peneliti di Universitas Stanford berhasil merekayasa bakteri umum yang hidup di kulit, menjadi vaksin hidup yang potensial.
Michael Fischbach, seorang profesor di bidang bioengineering mengatakan bahwa semua orang tidak suka jarum.
Peneliti lain, Profesor Liu (Liao) Family berkata “Saya belum menemukan seorang pun yang tidak suka dengan gagasan menggantikan suntikan dengan krim."
Namun, kulit adalah lingkungan yang terkenal tidak ramah. Fischbach berkata bahwa kulit sangat kering, terlalu asin bagi kebanyakan makhluk bersel satu, dan tidak banyak nutrisi.
Dia tidak bisa membayangkan ada makhluk yang ingin hidup di sana.
Baca Juga: Terobosan Baru untuk Kanker Payudara, Vaksin Eksperimental Tunjukkan Hasil Positif
Meski begitu, mikroba tangguh tetap hidup di kulit manusia, termasuk Staphylococcus epidermidis, bakteri tidak berbahaya yang ada pada hampir semua orang.
"Mikroba ini tinggal di setiap folikel rambut hampir setiap manusia di planet ini," kata Fischbach.
Imunolog sebagian besar mengabaikan mikroba kulit ini, dengan asumsi mereka tidak memainkan peran signifikan dalam kesehatan manusia.
Namun, penelitian terbaru dari tim Fischbach mengungkapkan respons imun yang sangat kuat terhadap bakteri staphylococcus epidermidis.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Nature pada 11 Desember lalu, Fischbach dan rekan-rekannya berfokus pada produksi antibodi oleh sistem imun, sebuah protein yang mengikat patogen dan mencegah penyebarannya. Setiap antibodi menargetkan fitur biokimia spesifik dari patogen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Synbiobeta