INDOZONE.ID - Menurut sebuah studi, ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, otak mulai memakan sel-selnya sendiri yang sudah usang maupun sisa-sisa sel. Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit Alzheimer dan gangguan neurologis lainnya.
Para peneliti dari Marche Polytechnic University di Italia membandingkan otak dua kelompok tikus, satu kelompok diizinkan tidur selama yang mereka inginkan atau tetap terjaga selama delapan jam, sedangkan kelompok lain dipaksa tetap terjaga selama lima hari berturut-turut, di mana hal ini meniru efek kurang tidur kronis.
Tim peneliti mengamati jenis sel glial yang disebut astrosit, yang memotong sinapsis yang tidak diperlukan di otak untuk merombak jalur sarafnya. Jenis sel lainnya, sel mikroglia, berpatroli di otak untuk mencari sel yang rusak dan sisa-sisa sel.
Baca Juga: Jangan Salah! Ini Cara Mengetahui Kurang Tidur atau Hanya Mengantuk
Para peneliti menemukan bahwa setelah tidur tanpa gangguan, astrosit tampak aktif di sekitar enam persen sinapsis di otak tikus yang cukup tidur.
Namun, aktivitas astrosit meningkat menjadi 8 persen pada tikus yang tidak tidur selama 8 jam, sedangkan tikus yang mengalami kurang tidur kronis, aktivitasnya meningkat hingga 13,5 persen sinapsis.
Ini menunjukkan bahwa kurangnya tidur dapat memicu astrosit untuk mulai menghancurkan lebih banyak koneksi otak dan sisa-sisanya.
Baca Juga: Bahaya Kurang Tidur: Benarkan Bisa Menyebabkan Kematian?
"Kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa bagian dari sinapsis secara harfiah dimakan oleh astrosit akibat kurang tidur," kata Michele Bellesi dari Marche Polytechnic University seperti dilansir Hindustan Times, Sabtu (1/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa dalam jangka pendek mungkin hal itu bermanfaat, seperti membersihkan sisa-sisa sel yang berpotensi berbahaya dan membangun kembali jalur saraf yang aus bisa melindungi koneksi otak yang sehat.
"Tetapi dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak buruk dan dapat menjelaskan mengapa kurang tidur kronis membuat seseorang berisiko terkena penyakit Alzheimer dan gangguan neurologis lainnya," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Hindustan Times