Ilustrasi mata anak. (Freepik)
INDOZONE.ID - Myopia Booming atau ledakan mata minus tak bisa disepelekan. Myopia booming belakangan ini banyak terjadi akibat penggunaan gadget.
Myopia booming bahkan banyak dialami oleh anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memprediksikan bahwa setengah populasi dunia akan bermata minus di tahun 2050 mendatang.
Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara dengan pertumbuhan kasus mata minus yang sangat signifikan. Kasus mata minus juga meningkat sejak pandemi Covid-19.
Dikutip dari situs resmi RS Sardjito, pada penelitian yang dilakukan di Yogyakarta, angka kelainan refraksi yang cukup tinggi.
Prof. dr. Suhardjo SU, Sp.M(K) menyebut, penelitian ini mengambil sampel 79 anak SD yang tinggal di perkotaan, 73 di pinggir kota, dan 160 anak di pedesaan.
Baca Juga: Sering Nonton TV dari Jarak Dekat Bikin Mata Anak Rusak, Mitos atau Fakta?
“Dari seluruh sampel, ditemukan hanya 58% anak yang memiliki ketajaman visual yang normal. Sebanyak 41% anak lainnya menderita myopia (mata minus) dan 1% memiliki kelainan hipermetropia (mata plus). Dari keseluruhan penderita kelainan fraksi anak tersebut, sebanyak 21% anak menderita kelainan refraksi berat,” tulisnya dalam jurnal.
Ilustrasi ketajaman mata anak.
Melihat fenomena ini, Optik Kasoem Vision Care ikut melakukan pencegahan Myopia Booming. Caranya melalui skrining pemeriksaan mata Myopia Control Management.
Dijelaskan GM Sales, Marketing dan Customer Experience Optik Kasoem Yanuar Rezqi, Myopia Control Management merupakan program untuk mengontrol dan memperlambat perkembangan mata minus pada anak-anak.
Manfaat skrining mata ini bisa memperlambat progresi myopia, peningkatan kenyamanan visual serta optimalisasi potensi belajar.
“Myopia ini kasus yang lagi booming, Myopia Booming melanda anak kecil yang minus terus bertambah. Khususnya gen alpha karena paparan gadget,” ujar Yanuar di Jakarta.
Indikasi anak mengalami myopia yaitu kesulitan melihat jarak jauh, sering memicingkan mata, perubahan cepat pada gerakan mata, juga adanya riwayat myopia dalam keluarga.
“Maka kalau orangtuanya gak aware masa depan anak-anak gak optimal,” tambahnya.
Baca Juga: Menilik Amblyopia Alias Mata Malas: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Perkembangan teknologi sangat cepat dan harus dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat melalui sebuah aplikasi dan WhatsApp.
Di kesempatan sama, Yanuar juga memperkenalkan Kasoem Plus 2.0: WhatsApp Loyalty berkolaborasi dengan Tada dan Qiscus. Masyarakat bisa memanfaatkan untuk daftar membership, cek poin, tukar reward sampai dengan referral reward.
Menurut Yanuar, layanan ini lebih mudah diakses masyarakat, terutama bagi mereka yang sistematis maupun flexible people. Masyarakat juga bisa terhubung langsung secara personal dalam memenuhi kebutuhannya.
“WhatsApp jadi salah satu channel favorit, paling dominan dan powerfull. Kami berikan manfaat dan pelayanan terbaik melalui teknologi dengan memberikan pengalaman yang seemless,” terangnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung