INDOZONE.ID - Hernia merupakan kondisi medis yang umum terjadi dan memerlukan perbaikan melalui prosedur bedah. Namun, tidak semua hernia harus segera dioperasi.
Sebab, dalam beberapa kasus, sebagian dokter akan menyarankan pendekatan, ‘wait and watch’ (menunggu dan mengamati) untuk melihat apakah hernia semakin parah.
Dikutip dari Cleveland Clinic, hernia cenderung membesar seiring waktu, sehingga sebagian besar dokter akan merekomendasikan operasi untuk memperbaikinya.
Operasi perbaikan hernia adalah prosedur yang dilakukan dan umumnya bersifat ringan, kecuali jika terdapat komplikasi. Dalam operasi ini, dokter bedah akan mengembalikan jaringan yang menonjol ke posisi semula, dan memperkuat area yang lemah dengan jahitan atau menggunakan mesh (jaring bedah).
Beberapa metode operasi hernia yang sering digunakan meliputi:
1. Operasi Laparoskopi
Metode ini menggunakan laparoskop, yaitu tabung panjang dan tipis dengan kamera di ujungnya, yang dimasukkan melalui sayatan kecil.
Dengan bantuan alat bedah kecil lainnya, dokter dapat memperbaiki hernia dengan sayatan yang lebih kecil, rasa sakit pascaoperasi yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat.
2. Operasi Robotik
Teknik ini mirip dengan laparoskopi, tetapi alat bedah dikendalikan oleh dokter melalui konsol komputer dengan lengan robotik.
3. Operasi Terbuka
Pada beberapa kasus, terutama hernia yang lebih besar atau mengalami komplikasi, operasi terbuka mungkin diperlukan. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan membuat sayatan lebih besar untuk mengakses dan memperbaiki hernia.
Baca Juga: Viral Pusar Seorang Wanita Menonjol Keluar, Diduga Mengidap Hernia Umbilikalis, Apa Itu?
Hernia umbilikalis pada bayi sering kali menutup dengan sendirinya seiring pertumbuhan anak. Namun, jika tidak sembuh, operasi mungkin diperlukan.
Sementara itu, hernia hiatal umumnya tidak membutuhkan perbaikan kecuali jika menyebabkan refluks asam kronis.
Jika diperlukan, dokter mungkin merekomendasikan prosedur Nissen fundoplication. Yang mana, bagian atas lambung dibungkus di sekitar esofagus dan dijahit untuk mencegah refluks.
Meskipun hernia kecil mungkin tidak menyebabkan banyak masalah, hernia cenderung membesar seiring waktu. Jika semakin besar, kemungkinan jaringan yang terdorong keluar akan mengalami penjepitan (inkarserasi) meningkat.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri hebat dan komplikasi serius seperti obstruksi usus. Jika aliran darah ke jaringan yang terjebak terputus (strangulasi), maka kondisi ini bisa menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) dan membutuhkan tindakan darurat.
Ilustrasi seseorang alami gejala hernia.
Seperti prosedur bedah lainnya, operasi hernia punya risiko, meskipun kecil. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
Baca Juga: Hernia: Jenis, Gejala, Penyebab hingga Cara Mengobatinya
Sebagian besar pasien yang menjalani operasi hernia dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu singkat. Operasi ini hampir selalu berhasil, tetapi ada kemungkinan 10 persen hernia dapat kambuh kembali.
Namun, jika faktor penyebabnya masih ada, seperti tekanan berlebih pada perut atau aktivitas berat yang berulang, maka hernia bisa muncul kembali.
Jika seseorang memiliki hernia tetapi belum menjalani operasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi memburuk, seperti:
Hernia kondisi yang umum terjadi, dan meskipun sebagian besar tidak berbahaya, komplikasi serius dapat muncul jika dibiarkan tanpa penanganan. Jika mengalami hernia, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah operasi diperlukan atau tidak.
Sebab, hernia tidak dapat sembuh sendiri, prosedur medis tetap menjadi solusi utama. Dengan perkembangan teknik bedah yang semakin canggih, operasi perbaikan hernia kini menjadi prosedur yang relatif sederhana dengan masa pemulihan yang cepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cleveland Clinic