INDOZONE.ID - Berbelanja adalah salah satu aktivitas yang seringkali dipengaruhi oleh emosi. Banyak dari kita pernah mengalami berbelanja karena merasa tertekan, senang, atau bahkan bosan.
Namun, berbelanja secara emosional dapat berdampak negatif pada keuangan dan kesejahteraan mental.
Dalam artikel ini, kita akan membahas enam kebiasaan yang seringkali terjadi pada orang yang berbelanja secara emosional.
1. Tidak Terencana
Salah satu kebiasaan paling umum bagi orang yang berbelanja secara emosional adalah tidak memiliki rencana belanja yang terencana. Mereka biasanya pergi berbelanja tanpa daftar belanjaan atau anggaran yang jelas.
Ketika emosi mempengaruhi keputusan pembelian, mereka cenderung membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan, hanya karena merasa impulsif.
2. Membeli untuk Mengisi Hampa Emosional
Saat seseorang merasa sedih, stres, atau kesepian, berbelanja dapat menjadi pelarian yang sementara.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Mengatasi Kebiasaan Menunda-nunda Pekerjaan
Ini adalah salah satu bentuk pemenuhan hampa emosional, di mana orang berharap bahwa barang-barang yang mereka beli akan membawa kebahagiaan atau kenyamanan.
Sayangnya, ini seringkali hanya memberikan perasaan sebentar dan meninggalkan kekecewaan jangka panjang.
3. Menumpuk Utang
Orang yang berbelanja secara emosional sering kali terjebak dalam siklus utang yang berkepanjangan. Mereka mungkin menggunakan kartu kredit secara berlebihan tanpa memikirkan bagaimana akan membayarnya.
Ini dapat menyebabkan tekanan keuangan dan meningkatkan stres, yang pada gilirannya hanya memperburuk keadaan emosional.
Baca Juga: Praktis dan Irit Bujet, Belanja Online Bikin Bumil Happy
4. Tidak Membandingkan Harga
Orang yang berbelanja secara emosional cenderung tidak membandingkan harga atau mencari penawaran terbaik.
Mereka terburu-buru untuk membeli barang yang mereka inginkan tanpa mempertimbangkan apakah ada alternatif yang lebih terjangkau. Ini dapat menghabiskan lebih banyak uang daripada yang seharusnya.
5. Membeli untuk Membuktikan Sesuatu
Beberapa orang mungkin merasa perlu membuktikan diri kepada orang lain melalui barang-barang yang mereka beli. Mereka mungkin membeli barang-barang mahal atau mewah untuk mendapatkan pengakuan atau perasaan superioritas.
Ini adalah tanda berbelanja secara emosional untuk memenuhi kebutuhan psikologis, bukan kebutuhan fisik.
6. Membiarkan Emosi Mendikte Keputusan
Kebiasaan terburuk dari semua adalah membiarkan emosi mengendalikan keputusan berbelanja. Ketika emosi memimpin, kita bisa membeli barang tanpa pertimbangan rasional, dan akhirnya merasa menyesal di kemudian hari.
Baca Juga: Bikin Heran! Emak-emak Belanja di Minimarket tapi Ogah Bayar, Alasannya Udah Bayar Pajak
Keputusan yang diambil dalam keadaan emosional seringkali tidak sejalan dengan kebutuhan atau nilai-nilai yang sebenarnya.
Berbelanja secara emosional dapat menjadi kebiasaan yang merugikan, baik dari segi keuangan maupun kesejahteraan emosional. Penting untuk mengenali kebiasaan ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan impuls emosional saat berbelanja.
Ini termasuk merencanakan belanja, membuat anggaran, mengidentifikasi alasan di balik kebutuhan emosional, dan berlatih kontrol diri. Dengan kesadaran dan upaya, kita dapat menghindari jebakan berbelanja secara emosional dan mencapai keuangan yang lebih sehat serta kebahagiaan yang lebih berkelanjutan.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators