Sabtu, 27 JULI 2024 • 14:31 WIB

Kelompok Mahasiswa Ubah Hasil Bakar Sampah jadi Penguat Bangunan: Gimana Caranya?

Author

Kelompok mahasiswa Polije Jember membuat alat pengolah sampah penghasil bahan baku penguat bangunan.

INDOZONE.ID - Sekelompok mahasiswa dari Polije Jember, membuat terobosan menarik. Mereka membuat alat pengolah sampah menjadi bahan baku penguat bangunan.

Nama alat pengolah sampah tersebut adalah Garbage Disposal Stove itu. Alat ini memanfaatkan Filtrasi Wet Scrubber System atau dengan membakar oli bekas. 

Kelompok mahasiswa Polije Jember membuat alat pengolah sampah penghasil bahan baku penguat bangunan.

Oleh sebab itu, sampah yang dibakar, tidak mencemari lingkungan. Hasil residu dari sampah yang dibakar, bahkan bisa menjadi bahan baku bermanfaat, untuk substitusi pasir pada bata beton.

Pengelolaan sampah dengan cara dibakar itu, dilakukan di Ponpes Ar-Raudlah, Dusun Durjo, Desa Karangpring, Kec. Sukorambi, Kabupaten Jember.

Baca Juga: Mahasiswa KKN Tim II Undip Bantu UMKM Dusun Keboan untuk Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi

"Jadi kami membuat alat pembakar sampah,  dengan menggunakan kompor yang bahan bakarnya dari oli bekas. Nah, dari pembakaran sampah ini untuk sampah anorganik residunya menghasilkan bahan substitusi pasir pada bata beton," kata ketua tim kelompok mahasiswa, Wayan Agus Wirawan, saat dikonfirmasi, Sabtu (27/7/2024).

"Kemudian, untuk sampah organik, residu atau hasil pembakarannya, menghasilkan bahan tambahan untuk pembuatan briket," sambungnya.

Terkait bahan substitusi pasir pada bata beton yang dimaksud, lanjutnya, adalah berupa abu dari hasil pembakaran sampah.

"Jadi, tidak dibuang begitu saja, tapi kami manfaatkan. Sehingga, sampah yang awalnya menjadi masalah, menjadi lebih bermanfaat," ucapnya.

Baca Juga: Kelompok Mahasiswa Pasang PJU dan Kamera CCTV, Untuk Jalur Evakuasi Warga Lereng Argopuro

Dari menghasilkan bahan substitusi pasir pada bata beton itu, Wayan menjelaskan, bahan baku bangunan masuk dalam kategori tingkat mutu 3.

"Data atau literatur ini dari yang saya baca sesuai SNI. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif bahan konstruksi pengganti (batu) bata itu," ucapnya.

Namun, lebih lanjut kata Wayan, proses pengolahan sampah ini masih dalam pengembangan dan penelitian lebih lanjut.

Wayan juga menambahkan, ia bersama rekan setimnya, seperti Masluch Ambhar Qudsiyah, Galang Orlando Putra Sadewa, Gilang Galih Brilliant, dan Sena Adi Setyawan, juga didampingi dosen pendamping, Risse Entikaria Rachmanita.

Baca Juga: Kenalan dengan NUS: Kampus 3 Mahasiswa Berprestasi Peserta Clash of Champions!

Respons Positif

Terpisah, salah satu santri di Ponpes Ar-Raudlah, Dedi Septiawan memuji teknologi terapan yang dikembangkan oleh kelompok mahasiswa Polije itu. Sebab, telah memberikan manfaat yang nyata, seperti bahan baku bangunan di sekitar pondok.

"Dari hasil residu pembakaran sampah ini, nanti akan kami manfaatkan untuk bahan baku bangunan di sekitar pondok. Sehingga, untuk pembangunan di pondok juga memberikan manfaat," kata Dedi.

Dedi pun membuka peluang untuk berkolaborasi lebih jauh dengan kelompok mahasiswa dari Polije Jember ini. Sebab, alat pengolah sampah karya mereka, punya banyak manfaat.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan