Jumat, 13 SEPTEMBER 2024 • 20:17 WIB

Fenomena “Bed Rotting”: Gaya Hidup Santai yang Viral di Kalangan Anak Muda

Author

Ilustrasi gaya hidup santai anak muda. (Freepik)

INDOZONE.ID - Tren “bed rotting” telah menjadi viral di media sosial, terutama di kalangan anak muda yang menghabiskan waktu berjam-jam di tempat tidur, baik untuk bersantai, menonton film, atau sekadar tidak melakukan apa-apa.

Fenomena ini bermula dari keinginan untuk melawan budaya hustle atau produktivitas yang terus-menerus, di mana banyak orang merasa bahwa mereka harus selalu aktif dan bekerja keras tanpa henti.

Tren ini menggambarkan bagaimana generasi muda mulai menolak konsep tersebut dengan cara yang sederhana: berbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama tanpa merasa bersalah. Istilah “bed rotting” pada dasarnya mencerminkan sikap pasrah dan menyerah pada kebutuhan akan istirahat dan kenyamanan, meskipun terdengar agak ekstrem.

Video dan gambar pengguna media sosial yang memamerkan waktu bersantai mereka di tempat tidur telah membanjiri platform seperti TikTok, diiringi dengan tagar #bedrotting yang menjadi tren.

Baca Juga: Gaya Hidup Marisa Putri yang Tabrak Ibu-ibu Disorot Netizen: Penghasilan Bulanan Ortu 2-5 Juta, Buat Dugem Darimana?

Ilustrasi gaya hidup santai anak muda. (Freepik)

Fenomena ini bukan hanya tentang bermalas-malasan. Bagi banyak orang, “bed rotting” adalah cara untuk mengatasi kelelahan fisik dan mental yang sering kali muncul akibat tekanan dari pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Banyak pengguna menganggap waktu yang mereka habiskan di tempat tidur sebagai cara untuk memulihkan diri dari burnout dan menjaga kesehatan mental mereka.

Meski begitu, ada sejumlah kritik terhadap tren ini. Beberapa orang menganggap “bed rotting” bisa menjadi kebiasaan tidak sehat jika dilakukan secara berlebihan. Ahli kesehatan memperingatkan bahwa terlalu banyak berbaring di tempat tidur tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat berdampak buruk pada tubuh, seperti menurunkan kebugaran dan memperburuk gangguan tidur.

Namun, bagi para pendukung tren ini, “bed rotting” dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap ekspektasi masyarakat tentang produktivitas yang berlebihan.

Baca Juga: Komunitas Anak Muda Ini Ngabuburit dengan Ngecat Masjid hingga Perbaiki Pos Ronda

Pada akhirnya, tren ini mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan antara bekerja keras dan memberikan waktu istirahat yang cukup bagi diri sendiri. Dalam dunia yang semakin menuntut, “bed rotting” memberikan ruang bagi mereka yang merasa kelelahan untuk mereset diri dan mengambil jeda tanpa rasa bersalah.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian, The New York Times

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Link berhasil disalin!