INDOZONE.ID - Fear of Missing Out, atau FoMO, merupakan istilah yang diperkenalkan pada tahun 2004. Istilah ini untuk menggambarkan fenomena psikologis yang muncul akibat penggunaan media sosial.
FoMO melibatkan dua proses utama: pertama, pemikiran tentang ketertinggalan, dan kedua, perilaku kompulsif yang bisa menyebabkan gangguan kecemasan.
Individu yang mengalami FoMO sering merasa, orang lain mengalami pengalaman yang lebih baik atau luar biasa, sementara mereka sendiri tertinggal. Perasaan ini mendorong orang untuk terus mengikuti tren, membeli barang viral, dan mengunjungi tempat-tempat populer.
Meskipun ada aspek positif seperti tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru, dampak negatifnya bisa signifikan. Ketika seseorang terjebak dalam keinginan untuk selalu mengikuti orang lain di media sosial, mereka bisa mengalami konsumerisme berlebihan, mengabaikan kebutuhan sebenarnya, dan bahkan mengalami tekanan finansial atau sosial.
Baca Juga: Alasan Kenapa 'FoMO' Bisa terjadi, Istilah yang Tren di Kalangan Milenial dan Gen Z
Suatu kajian dari World Journal of Clinical Cases menunjukkan, FoMO dapat memengaruhi kesehatan mental, menyebabkan kecemasan, kesepian, perasaan tidak cukup baik, ketidakstabilan emosional, dan bahkan gejala depresi.
Selain itu, kekhawatiran akibat FoMO juga dapat menyebabkan gangguan tidur, yang berujung pada rasa kantuk di siang hari.
Dr. Amy Sullivan, seorang psikolog dari Clinical Health, memberikan beberapa solusi untuk mengelola FoMO:
1. Mengenali Perasaan dan Menetapkan Batasan
Ketika merasakan gejala fisik atau psikologis, penting untuk berhenti sejenak menggunakan media sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan menonaktifkan akun, membatasi penggunaan di akhir pekan, atau mengatur batas waktu penggunaan aplikasi.
Baca Juga: Bicara soal Banyak Gen Z Nganggur, dr Tirta Sebut Perusahaan Juga Harus Adaptasi
2. Mengenali Pemicu
Memahami apa yang memicu FoMO, dapat membantu menghindarinya. Jika merasa terganggu melihat teman menghabiskan waktu dengan orang lain, sebaiknya hindari konten tersebut dan komunikasikan kekhawatiran secara langsung.
3. Kenali Diri Sendiri
Mengetahui nilai dan minat pribadi sangat penting. Fokuslah pada kelebihan yang dimiliki, dan lakukan penilaian diri dengan mencatat hal-hal yang membuat bahagia serta yang menurunkan kepercayaan diri.
4. Evaluasi Realita dari Media Sosial
Penting untuk diingat bahwa, apa yang terlihat di media sosial hanya sebagian kecil dari kenyataan. Pertanyakan pada diri sendiri, apakah situasi yang terlihat mencerminkan realita kehidupan secara keseluruhan.
Baca Juga: Sonny Angel: Boneka Mungil yang Membuat Gen Z Rela Merogoh Kocek
5. Mencari Bantuan Medis
Jika perasaan FoMO semakin memburuk, penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis kejiwaan. Mereka dapat membantu mengelola FoMO, dan memastikan fokus mengejar mimpi serta kehidupan nyata, bukan hanya dunia maya.
Dengan memahami dan mengelola FoMO, kita dapat menjaga kesehatan mental, dan meningkatkan kualitas hidup di era digital ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Gupta, M., & Sharma, A. (2021). Fear Of Missing Out: A Brief