Selasa, 17 DESEMBER 2024 • 09:33 WIB

Peran Teknologi Fotografi dan Media Sosial terhadap Munculnya Narsisme: Ini Penjelasannya! 

Author

Ilustrasi orang narsistik. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Teknologi fotografi dan media sosial ternyata punya peran dalam munculnya narsisme dalam diri manusia. Bagaimana penjelasannya?

Sebagaimana diketahui, teknologi fotografi telah memberikan peluang terhadap seseorang untuk menentukan citra penampilan sesuai keinginannya, Fotografi dapat menciptakan citra subjektif yang ingin diciptakan seseorang pada sebuah gambar.

Ilustrasi selfie dengan caption

Awalnya, pengambilan foto ini memakan banyak waktu dalam prosesnya. Maka dari itu, foto digunakan hanya sebagai alat untuk menyimpan kenangan. 

Namun, teknologi kamera dan smartphone sekarang, mampu menghasilkan foto real time secara cepat serta hemat. 

Seseorang dapat mengambil banyak foto sekaligus dan memilih beberapa yang bagus. Alhasil, gambar menjadi komoditas yang dapat dikonsumsi oleh manusia. 

Berbagai ketersediaan media gambar tersebut menyebabkan perbedaan pada minat seseorang terhadap ruang pribadi. 

Baca Juga: 'Narsis', Jelmaan Pria Tampan yang Paling Dinanti Saat Musim Semi di Inggris

Terjebak di Dunia Maya dalam Narsisme

Orang lebih mementingkan penampilan dan karakteristik tubuh luar daripada kualitas kecerdasan, kebatinan, dan karakter lainnya. 

Bahkan, beberapa orang berpikir mereka ada jika dianggap dan dilihat dari luar. Hal ini dapat menimbulkan sikap narsisme yang bukan sekadar kagum terhadap diri sendiri, melainkan juga terjebak dalam keasyikan tersendiri tanpa memedulikan hubungan dengan dunia luar. 

Berbagai media sosial telah memfasilitasi seseorang untuk menjadi narsisme. Media sosial memberikan pengaruh eksposur yang menghasilkan pengikut.  Berbagai interaksi di dunia maya, dapat mengurangi kontak di kehidupan nyata. 

Jadi, teknologi fotografi dan media sosial telah memberikan dampak besar terhadap citra seseorang. Setiap orang dapat menyesuaikan gambaran subjektif dirinya kepada orang lain dengan fotografi. 

Sayangnya, fokus subjektif tersebut lebih banyak pada penampilan luar, bukan kualitas dalam diri sendiri. 

Akibatnya, hal tersebut menimbulkan narsisme sehingga terjebak di dunia maya tanpa mempedulikan hubungan di kehidupan nyata.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Psychologi Today

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir