INDOZONE.ID - Berpisah dengan sahabat bisa menjadi hal yang sangat sulit. Meskipun tidak selalu diakui secara sosial, seperti kehilangan pasangan atau keluarga, memutuskan hubungan persahabatan dapat memicu rasa sedih luar biasa.
Rasa kehilangan ini sering kali diabaikan meski sangat menyakitkan. Berikut alasan dan cara mengatasinya.
Kesedihan yang Sering Terabaikan
Berakhirnya persahabatan sering tidak mendapat pengakuan sosial sebagaimana perceraian atau kehilangan anggota keluarga.
Menurut Krystle Dullas, seorang pekerja di bidang penjualan di Richmond, Virginia, perpisahan dengan sahabat terasa seperti "ditinggalkan tanpa alasan."
Sahabatnya yang pindah ke kota lain, berjanji untuk tetap berkomunikasi, tetapi lama-kelamaan hubungan mereka memudar.
Ketika Dullas mengetahui sahabatnya pulang ke kota tanpa mengabarinya, ia merasa kecewa dan terluka.
Psikolog sosial, dr. Beverley Fehr, menyebut perpisahan persahabatan sebagai "bentuk duka yang tidak diakui."
Ia menjelaskan bahwa peristiwa, seperti perceraian, cenderung mendapatkan dukungan sosial, tetapi hal serupa jarang terjadi pada perpisahan sahabat.
Baca Juga: 17 Resolusi Tahun Baru Bersama Sahabat untuk Masa Depan yang Lebih Bermakna
Hubungan yang Berakhir Secara Perlahan
Sebagian besar persahabatan tidak berakhir karena konflik besar atau pengkhianatan, tetapi memudar secara perlahan. Situasi ini sering meninggalkan ketidakpastian bagi kedua belah pihak.
Nate Douty, seorang mahasiswa dari Texas, merasakan betapa sulitnya kehilangan sahabat setelah hubungan mereka perlahan-lahan merenggang. Setelah konflik yang tidak terselesaikan, sahabatnya mulai menarik diri.
“Rasanya lebih menyakitkan daripada putus cinta,” ujar Douty, yang mengalami kesulitan makan dan kehilangan fokus di tengah rasa kehilangannya.
Baca Juga: Kisah Dua Ibu Bersahabat Hingga Jadi Besan, Netizen: Sahabat Sejati Beneran Ada!
Mengakhiri Hubungan dengan Cara Bijaksana
Jika kamu merasa perlu mengakhiri hubungan persahabatan, penting untuk melakukannya dengan cara yang penuh empati.
Menurut Kathleen Smith, seorang terapis, pendekatan langsung adalah cara terbaik meskipun terasa tidak nyaman.
Ia menyarankan untuk membuka pembicaraan dengan pertanyaan seperti, "Saya merasa kita makin jarang terhubung belakangan ini. Apa yang sebenarnya terjadi?”
Pendekatan yang jujur dan terbuka, memberikan ruang bagi kedua belah pihak untuk saling memahami.
Namun, bagi mereka yang merasa kesulitan berbicara langsung, pesan tertulis atau email penuh pertimbangan, juga bisa menjadi alternatif.
Ketika Perpisahan Membawa Kedamaian
Ada kalanya mengakhiri persahabatan adalah keputusan terbaik untuk mencapai kedamaian batin.
Ellina Rabbat, seorang pegawai negeri di Vancouver, memilih untuk berterus terang kepada sahabatnya, bahwa ia tidak ingin melanjutkan hubungan yang tidak sehat.
Keputusan ini memberinya ruang untuk melanjutkan hidup tanpa beban emosional dari hubungan tersebut.
Namun, dr. Fehr mengingatkan, bahwa pendekatan langsung ini dapat menutup kemungkinan rekonsiliasi di masa depan.
Oleh karena itu, setiap keputusan harus dipertimbangkan dengan matang sesuai situasi.
Beri Waktu untuk Diri Sendiri
Mengakhiri persahabatan adalah bentuk kehilangan yang sah. Menurut dr. Fehr, penting untuk memberi waktu pada diri sendiri untuk memproses emosi yang muncul.
Carilah dukungan dari orang-orang terdekat, dan perlakukan diri kamu dengan penuh kasih.
Perpisahan dengan sahabat mungkin menyakitkan, tetapi juga bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh dan menciptakan ruang bagi hubungan baru yang lebih sehat.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari babak baru dalam hidup kamu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cnalifestyle.channelnewsasia.com