INDOZONE.ID - Natasha Rizky merilis beberapa buku yang berisi kumpulan puisi ciptaannya sendiri.
Buku puisi karya Natasha Rizky yang terkenal di antaranya yaitu Kamu Tidak Istimewa (2024) dan Ternyata Tanpamu (2025).
Puisi-puisi tersebut sebagian besar berisi curahan hatinya dan kisah tentang kehidupannya.
INDOZONE sudah merangkum kumpulan isi kutipan buku puisi yang sedih dan menyentuh hati karya Natasha Rizky.
Puisi Singkat Natasha Rizky
Banyak puisi Natasha Rizky yang tulisannya singkat namun memiliki makna yang mendalam sebagaimana contoh di bawah ini:
1. Temanku
Temanku, kesayanganku
Jangan menangis sendirian
Jangan menderita sendirian
Kita ini tidak istimewa
Aku juga sedang sesak napas
Temanku, kesayanganku
Kau adalah bagian dari tempatku beristirahat
Aku selalu membayangkan menua bersama
Tinggal dalam duniamu, duniaku
Kau menghentikan musim hujanku
2. Seruput Rindu
Aku duduk di sudut beranda
Pawana menghembus bertegus sapa
Seruput rindu menamparku
Tersadar kopi ini kunikmati
Pahitnya luluh lantak
Seperti janji manismu
3. Delusi
Ritme yang kita jalani itu
Penuh teka-teki
Tidak keruan
Mencong
Nekat minta dalih
Akhirnya aku sadar
Dari awal kamu tak pernah ada
4. Berdamai
Mari menengok sebentar ke belakang
Kemarin adalah awal mula hidup berperang
Meskipun tak selamanya membuat gerah
Sebab, pada setiap perangai ada hikmah
Aku yakin alasan adanya hari ini
Karena langkah-langkah dari masa lalu
Tatkala tak kuasa menahan pikulan diri
Mereka berkata, "berdamailah dengan dirimu".
5. Kesakitan
Belajar untuk tidak merasa
Menjadi satu-satunya
Kerumunan yang paling kesakitan
Apa pun yang terjadi, tetaplah akal
Dunia bukan hanya tentangmu (saja)
6. Sudah Lama
Sudah lama aku tidak memberi kabar
Jangankan menulis, muncul saja enggan
Jangan tanya ada apa denganku
Aku juga tidak mengerti mengapa
Pikiran ini mampir dulu pada domisili lain
Yang mungkin betah tak mau pulang
Biarkan dulu, ya
Tunggu sebentar lagi
7. Kurang Ajar
Kau sendiri yang menyatakan
"jangan bawa harapan itu lagi"
Namun, kau selalu ada di mana-mana
Main-main dengan perasaan
Ke sana ke mari tanpa teriakan
Dan seenaknya kabur tanpa pamit
Memangnya kau ini siapa?
8. Halu
Berhenti berbangga diri
Yang sedari awal memang bukan milikmu
Buat apa repot?
Mempertahankan suatu hal yang temporer
Kan sudah jelas di sini tuh cuma pinjam
Halu!
9. Derita dan Bahagia
Pelita harapkan teriakan sendu
Namun bukan berarti sayu
Kita ini hakikatnya terbelenggu
Oleh derita dan bahagia melulu
10. Terlepas
Bukan melulu dengan cara apa untuk bertahan
Namun soal siapa yang inginnya terlepas
Jauh-jauh
Tak mau jadi rumah
Baca Juga: Desta dan Natasha Rizky Tetap Kompak Jalani Pernikahan Beda Usia
Puisi Sedih Natasha Rizky
Yang paling sedih adalah kumpulan puisi Natasha Rizky terinspirasi langsung dari kehidupannya dengan sang mantan suami.
11. Ruang Hijau
Aku masih ingat betul
Pukul 10.00 pagi memasuki ruang hijau
Menduduki kursi yang membuat kedinginan
Di depannya ada meja kecil untuk bertumpu
Beban-beban yang sebenarnya angkat tangan
Jari-jariku melipat-lipat dan menekan-nekan
Keringat halus berjatuhan
Tetapi seperti enggan untuk tampil
Malu karena tak ingin terlihat hancur
Lalu di hadapannya ada beberapa sosok analisis
Entah itu kontradiksi tetapi hatiku hendak berangkat
Belum lagi air mata meringis kecil kesakitan
Disangka kering ternyata tidak kokoh bendungannya
Aku melihat ke arahnya dengan pelipis mataku
Ampun ini di dalamnya berdarah-darah
Hampir mati
Dia terlihat biasa saja, ringan
Tubuhku gontai terambau cedera yang jelas
Tadinya aku masih berharap
Dia yang akan membangun narasi perjuangan
Namun, kenyataannya
Aku hanya memanjangkan angan-angan
12. Surat Cinta Untukmu
Apa itu cinta?
Mencintainya adalah sebuah ingatan bagiku
Tidak apa
Jika gagasan cinta itu numpang lewat
Setidaknya aku pernah menjadi bagian dalam dirinya
Sederhananya, tulusku membekas di raganya
Terima kasih, kamu
Untuk waktu yang sebentar
13. Remuk
Pasal yang bodoh adalah
Ketika kamu berharap mendapatkan cinta
dari semua penonton
Memburu sanjungan demi sanjungan kelas atas
Mustahil. Jelas fiksi.
Paradigma kehidupan bagi pemenang tidak akan berpikir begitu
Itu hanya untuk orang-orang yang berkarya dengan aspirasi
Apalagi menggantungkan kebahagiaan pada insan
Yang telak sepakat zalimnya luar biasa, bodohnya minta ampun
Cukup ya, jangan lagi
Kamu bisa remuk
14. Pesan Dari-Nya
Kenapa?
Menunggu-nunggu pesan manis darinya?
Tidakkah kau lelah?
Terngiang-ngiang haus kegilaan yang katanya cinta
Cukuplah!
Makhluk sudah bakat membuat pupus
Getol terus berharap, belum lagi menuntut
Sementara kau malas mengecek pesan lain
Pesan satu-satunya sepakat prioritas
Yang terangnya sudah siap tidak akan mengecewakan
Iya, kau terlalu lupa untuk membaca pesan-Nya
15. Setengah Merindu
Hei, kembang gula!
Mari kita bertemu purnama
Jangan menunggu yang sabit
Dia belum siap menerima guncangan
Dia masih bersembunyi dalam gegana
"Memangnya kenapa?"
Tadinya dia ingin menerangi malammu
Namun, terlalu waswas
Sinarnya yang redup bisa menyakiti
Lagi-lagi karena dia hanya bulan
Bulan yang setengah merindu
Baca Juga: Mengintip Rumah Baru Desta dan Natasha Rizky yang Super Mewah, Dominasi Warna Monokrom
Puisi Menyentuh Hati Natasha Rizky
Puisi cinta Natasha Rizky seakan-akan memberi peringatan kepada pembacanya agar lebih mengingat Yang Maha Kuasa.
16. Kamu Tidak Istimewa
Aku penasaran dengan cara pikir dunia
Ternyata aku tertipu dengan gelagatku sendiri
Aku kira, aku adalah orang yang ceritanya berada pada urutan teratas
Nominasi penghargaan untuk sasana penderitaan terbaik
Yang mana aku adalah tempat biang masalah
Serempak langkah kaki merasa aku paling sengsara
Setiap didekap duka aku marah, aku meradang
Kemudian aku tersedu bagaikan orang yang meniduri aspal jalanan
Padahal selebihnya, lezatnya bunga kehidupan sangat terampil memuaskanku
Namun, bisa-bisanya aku gelap mata hanya karena satu pukulan
Lalu seseorang berujar padaku dengan manis
Berbahagialah
Untuk kamu yang mendapat nyenyak pada ranjangmu sendiri
Tanpa perlu menyeret tubuh di tumpukan alas-alas asal
Berbahagialah
Untuk kamu yang memiliki udara yang bisa di hembuskan suka-suka sampai boros
Tanpa perlu terengah berkejaran mengikuti irama tabung sebuah senyawa
Berbahagialah
Kepada kamu yang memfasilitasi lambungmu dengan rasa kenyang
Tanpa perlu menahan perih beradu gigitan dengan cacing yang tak berempati
Masih layakkah kamu meneriakkan keluhmu?
Masih pantaskan kamu menjadi yang paling sibuk untuk didengar?
Menangislah sesekali, tetapi bukan berarti seenak aduan
Rabb-ku memenuhi semua janji-Nya, untuk siapa saja yang dicintai-Nya maka akan diuji
Jangan merasa asing, mereka sama persis berjuangnya
Berjuang asyik mengurus perkara diri, kamu tidak tahu saja
Bukankah derita dan bahagia datangnya bergantian?
Badai bukan pasti berlalu, tetapi berlalu-lalang di tepian
Polanya persisten
Begitu terus hingga lelah memintamu
Dan siapa lagi kalau bukan Dia yang membuatnya begitu?
Cobalah diam sejenak, dan pahami apa itu berterima kasih
Kita bukan satu-satunya pemeran utama, bahkan dalam hidup kita sendiri
Bukan hanya kamu yang dicintai-Nya
Bukan hanya kamu yang tersusah
Kamu tidak seistimewa itu
17. Prolog
Apa kabar?
Bagaimana hakikat kehidupan memainkan perasaanmu?
Bukan main, ya
Tidak apa, namanya juga sementara
Kan narasinya sudah jelas, tentang perjuangan
Kadang kita terlalu banyak berekspektasi pada dunia
Apalagi hanya mengandalkan ilmu sendiri
Bisa apa?
Sedikit-sedikit
"Menurutku sih, kalau aku, buatku, caraku"
Biarkan kreator semesta yang mengatur jalan kerja-Nya
Sulit sekali ampun!
Ya memang
Hadiahnya kan juga sangat mahal
Bukan baik menurut kita
Tetapi baik menurut sang Mahatinggi
Tenang saja, Ia tidak akan ingkar janji
"Ah berucap saja memang gampang, coba kau rasakan."
Loh!! Bukankah kita semua diuji?!
Hanya saja beda-beda kotak
Eh sekali lagi ya, penjelasan di atas bukan aku yang bilang
Jelas, Ar-Rahman menyatakan sendiri
Teruntuk kamu
Kita ini tidak istimewa
Bukan satu-satunya
Dia mengurus seluruh makhluk-Nya
Dia menguji khalayak yang bertakwa
18. Lemah
Pahami bahwa kita ini lemah
Berhentilah berpura-pura menjadi yang paling kompeten
Apalagi percaya diri kalau pantas membangun atensi kehidupan
Citra sana-sini, keletihan buat ambruk badan sendiri
Padahal, rendah ilmu sering kali tingginya keangkuhan
Jangan mengandalkan diri sendiri, sandarkan kepada Rabb-mu
Lemah bukan berarti tidak bisa memenangkan kehidupan
Dekati yang punya dunia
19. Bagaimana Ya
"Bagaimana ya, kalau besok A?"
"Bagaimana ya, kalau besok B?"
Siapa yang suruh Anda untuk mengurus semua beban?
Itu kan urusan Dia
Kenapa harus repot pada premis sendiri?
Kita kan bodoh
Sudah minta tolong?
Belum benar-benar pasti
Cinta-Nya paling mendalam untuk kita
Melebihi cintanya ibu
Dia Rabb-ku
20. Belum Selesai
Kita ini dasarnya suka mengingat-ingat
Apalagi menemukan rentetan perasaan
Rangkaian jutaan nostalgia
Akhirnya buat linu hati sendiri
Kenapa? Suka begitu?
Otomatis menyakiti diri?
Kan perih
Meratapi, memandang
Menimang, memikirkan
Air mata dipaksa tumpah
Terus begitu hingga mengerti
Alkisah bukan kenangan
Tetapi luka yang belum selesai
Itulah kumpulan puisi yang diciptakan oleh Natasha Rizky. Mana nih puisi yang paling kamu suka?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: